Lagi! Muncul Varian Baru COVID-19 EU.1.1, Picu Melonjaknya Kasus di Eropa

Internasional

Lagi! Muncul Varian Baru COVID-19 EU.1.1, Picu Melonjaknya Kasus di Eropa

Tim detikHealth - detikJateng
Minggu, 02 Jul 2023 09:31 WIB
Jokowi resmi mencabut status pandemi COVID-19 di Indonesia. Berakhirnya masa pandemi menandakan Indonesia memasuki masa endemi. Apa beda pandemi dan endemi?
Ilustrasi varian baru COVID-19 EU.1.1. Foto: BBC Magazine
Solo -

Varian baru COVID-19 kembali muncul bahkan memicu melonjaknya kasus Corona di sejumlah negara di Eropa. Varian baru tersebut yakni EU.1.1.

Mengutip detikHealth, Minggu (2/7/2023) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) kini tengah melacak beberapa varian baru COVID-19 salah satunya yakni EU.1.1.
Pada Jumat (23/6), CDC telah mengumumkan bahwa mereka menambahkan lebih banyak subvarian Omicron ke dalam daftar jenis baru yang semakin kompleks.

Subvarian Omicron ini pertama kali ditunjuk oleh para ilmuwan awal tahun ini karena lonjakan kasus yang cepat di beberapa negara Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CDC memperkirakan bahwa EU.1.1 sudah menyumbang sekitar 1,7 persen dari kasus AS secara nasional. Bahkan di beberapa wilayah seperti Colorado, Montana, Dakota Utara, Dakota Selatan, Utah, dan Wyoming telah mencapai sebanyak 8,7 persen.



Rajendram Rajnarayanan, PhD, dari New York Institute of Technology dan Arkansas State University di Jonesboro mengungkapkan, bahwa EU.1.1 lebih menular dibandingkan varian atau subvarian sebelumnya, seperti XBB 1.5.

ADVERTISEMENT

"Tetapi tidak memiliki keunggulan dibandingkan yang lain, galur yang beredar sekarang," tutur Rajnarayanan mengelola basis data varian COVID-19, dikutip dari Medpage Today.

Meskipun begitu, sampai saat ini belum diketahui lebih lanjut apakah subvarian Omicron atau varian EU.1.1 ini bakal memiliki gejala yang berbeda seperti subvarian Omicron 1.16. Mengingat Omicron 1.16 sebelumnya dilaporkan memicu gejala mata merah bagi mereka yang terinfeksi.

Hampir semua orang Amerika sekarang diperkirakan memiliki antibodi dari vaksinasi, setidaknya satu atau kombinasi keduanya. Semakin banyak rawat inap dan kematian sekarang karena infeksi ulang.




(apl/apl)


Hide Ads