Kapal selam Titan meledak saat tur ke bangkai Titanic. Saat kejadian, sistem rahasia Angkatan Laut Amerika Serikat mendeteksi suara ledakan itu.
Dilansir detikINET yang mengutip Poplar Mechanic, suara itu direkam jaringan pengawasan bawah air rahasia AL AS yang dirancang terutama untuk mendeteksi kapal selam musuh. Tapi itu dianggap hanya sebagian bukti sampai US Coast Guard mengumumkan kendaraan bawah air menemukan puing Titan di dekat bangkai Titanic.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pada Wall Street Journal bahwa Angkatan Laut telah mulai mencoba mendengarkan keberadaan Titan segera setelah kapal selam kehilangan komunikasi dengan kapal induknya 1 jam 45 menit usai penyelaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angkatan Laut AS melakukan analisis data akustik dan mendeteksi anomali yang konsisten dengan ledakan di sekitar tempat kapal selam Titan beroperasi ketika komunikasi terputus," kata seorang pejabat senior Angkatan Laut.
Informasi itu kemudian diteruskan pada US Coast Guard. Sistem yang mendeteksinya bernama Integrated Undersea Surveillance System (IUSS), jaringan sensor bawah air di seluruh dunia yang dirancang mendeteksi, mengklasifikasikan, dan melaporkan lokasi kapal selam.
Jaringan ini sebagian besar terdiri dari mikrofon bawah air, yang dikenal sebagai hidrofon, untuk mendengarkan aktivitas kapal selam. Sistem ini diperkecil dengan pecahnya Uni Soviet tahun 1991, dikurangi dari 30 situs jadi cuma tiga pada tahun 2016.
Selain hidrofon statis, IUSS terdiri dari armada kecil kapal yang mengarungi lautan. Kapal itu dilengkapi Surveillance Towed Array Sensor System (SURTASS), mencakup peralatan pendengar dan sistem sonar"aktif yang mengirim pulsa frekuensi rendah agar memantul dari kapal selam musuh.
Di sisi lain, beberapa orang membuat ilustrasi meledaknya kapal selam Titan saat sedang mengunjungi reruntuhan bangkai Titanic. Untuk diketahui, kapal selam tersebut diketahui hancur di kedalaman 11.500 kaki atau 3,5 kilometer di bawah permukaan laut. Seluruh penumpangnya tewas dalam peristiwa itu.
Ledakan itu terjadi begitu cepat dan menghancurkan seluruh bagian kapal. Kanada dan AS bekerja sama menurunkan tim untuk menyelidikinya.
Titan meledak dalam hitungan milidetik di kedalaman 3,5 kilometer. Sebagai perbandingan, sebagian besar reruntuhan Titanic masih bisa dilihat di kedalaman 12.500 kaki atau 3,8 kilometer di dasar laut.
Profesor fisika di Universitas Northeastern, Arun Bansil menyinggung soal implosion dan explosion.
"Dalam explosion, gaya bekerja ke luar. Sementara implosion, gaya bekerja ke dalam," kata Arun.
"Saat kapal selam berada jauh di dalam lautan, ia mengalami gaya di permukaannya karena tekanan air. Ketika gaya ini menjadi lebih besar dari yang bisa ditahan oleh lambung kapal, kapal itu meledak dengan keras," paparnya.
(rih/dil)