Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep menyatakan siap menjadi 'Depok Pertama'. Bahkan, Kaesang juga mengungkapkan sudah mendapat restu dari keluarga.
Pernyataan Kaesang maju menjadi 'Depok Pertama' ini dikaitkan dengan namanya yang digadang-gadang maju di Pilwalkot Depok. Di sisi lain, majunya Kaesang ini bakal menambah daftar keluarga Jokowi yang terjun ke politik, di antaranya putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution,.
Hal itu kemudian muncul anggapan jika akan ada dinasti politik Presiden Jokowi. Lantas apa jawaban Gibran ketika ditanya soal dinasti politik ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui di Balai Kota Solo, Gibran mengaku malas menjawab mengenai pertanyaan dinasti politik. Dia mengatakan bila tidak suka dengan Kaesang maka tidak usah dipilih.
"Wis males jawabe, soale aku balen-baleni terus (sudah malas jawabnya, soalnya aku mengulang-ngulang terus). Intinya nek ora seneng ora usah dipilih ngono ya (intinya kalau nggak suka ya nggak usah dipilih)," katanya, Rabu (14/6/2023).
Gibran menegaskan tidak ada kewajiban warga untuk memilih Kaesang Pangarep. Dia kembali menegaskan jika tidak suka dengan Kaesang maka tidak usah dipilih.
"Kalau nggak suka Kaesang nggak usah dipilih, nggak ada kewajiban kok untuk memilih Kaesang," jawabnya.
Diberitakan sebelumnya, Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, menyatakan dirinya siap maju Depok Pertama lewat video di akun YouTube pribadinya. Sang kakak, Gibran Rakabuming Raka yang sempat menyarankan untuk tidak maju Pilkada Depok kini berubah pikiran.
Gibran kini membolehkan adiknya itu untuk maju Pilkada. Namun, restu Gibran untuk Kaesang maju di Pilkada Solo.
"Ya udah sekarang boleh di Solo," ucap Gibran, ditemui di Balai Kota Solo, Senin (12/6).
Sementara untuk Depok, Gibran yang juga Wali Kota Solo itu mengatakan idealnya restu itu datang dari warga Depok. Kaesang sendiri lewat channel YouTube-nya mengklaim sudah mendapatkan restu dari keluarga.
"Ya idealnya yang merestui bukan saya tapi warganya. Yang namanya restu itu dari warga setempat, masyarakat setempat," kata Gibran.
(apl/ams)