Empat anak korban kecelakaan pesawat jatuh mampu bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon di Kolombia. Keempat anak bersaudara itu berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Berikut kisah di balik evakuasi mereka.
Dilansir detikNews yang mengutip Reuters, Sabtu (10/6), empat anak itu termasuk dalam tujuh penumpang pesawat ringan jenis Cessna 206 yang mengalami kerusakan mesin hingga akhirnya jatuh pada 1 Mei. Pesawat itu dalam perjalanan dari Araracuara, Provinsi Amazonas, menuju San Jose del Guaviare di Provinsi Guaviare.
Akibat kecelakaan tersebut, tiga orang dewasa termasuk pilot tewas. Jenazah mereka ditemukan di dalam badan pesawat. Adapun empat anak yang berusia 12 bulan, 4 tahun, 9 tahun, dan 13 tahun dapat selamat.
Melalui Twitter, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan upaya penyelamatan anak-anak itu oleh pasukan militer negaranya. "Kebahagiaan bagi seluruh negeri! Empat anak yang hilang di hutan Kolombia tampaknya masih hidup," tulis Petro dalam pernyataan via Twitter.
Dalam cuitan itu juga dibagikan foto-foto yang menunjukkan sekelompok tantara Kolombia bersama empat anak di tengah hutan belantara.
Semula, Petro mengabarkan anak-anak itu ditemukan selamat di hutan Amazon pada 17 Mei. Namun, Petro kemudian menyatakan informasi itu belum dikonfirmasi sehingga dia menghapus postingan tersebut.
Keempat anak itu diyakini masih hidup berdasarkan gambar satelit menunjukkan jalan yang telah diambil anak-anak itu di tengah hutan. Tim penyelamat juga menemukan beberapa barang mereka, tempat berlindung sementara, dan buah yang setengah dimakan.
Tim penyelamat juga menemukan sepasang sepatu dan popok pada pertengahan Mei lalu. Hal itu meyakinkan tim penyelamat bahwa anak-anak itu masih hidup.
"Berdasarkan bukti, kami menyimpulkan bahwa anak-anak itu masih hidup," kata pemimpin tim penyelamat Jenderal Pedro Sanchez kepada W Radio, dikutip detikNews dari AFP, Sabtu (10/6/2023).
"Jika mereka mati, akan mudah menemukannya karena mereka akan diam dan anjing pelacak akan menemukan mereka," imbuhnya.
Selanjutnya, kawasan hutan seluas sekitar 320 kilometer persegi itu disisir sekitar 200 tentara dan penduduk asli yang mengenal medannya. Namun, Sanchez sempat merasa janggal karena anak-anak itu terus bergerak meski angkatan udara telah menyebar 10.000 selebaran ke hutan.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/sip)