Anies Baswedan disebut salah membaca data soal pembangunan infrastruktur jalan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Begini kata Anies merespons hal itu.
"Mbok yo kualitas diskusinya ditingkatkan gitu ya, itu aja," kata Anies kepada wartawan di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (3/6/2023) dilansir detikNews. Anies menjawab pertanyaan wartawan yang meminta tanggapannya atas pernyataan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian.
Diketahui, Hedy menyebut Anies salah membaca data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kritiknya terhadap pembangunan infrastruktur jalan di era kepemimpinan Presiden Jokowi masih kalah dengan era Presiden ke-6 SBY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya soal dirinya dikatakan salah membaca data, Anies justru balik bertanya. Anies meminta agar semua pihak mengecek sendiri data BPS itu.
"Menurut Anda gimana? Kalau menurut saya gini, yang ini (ngomong) mendung, yang ini nggak mendung. Anda jangan tanya begitu, Anda lihat datanya," ujar Anies.
"(Dari media) Suara? Suara, kamu tuh cek yang bener siapa, bukan tanya. Itu kan prinsip jurnalistik paling dasar bukan? Kalau ada yang bilang ini mendung, di sana bilang terang, cek aja yang bener yang mana, gitu aja," lanjutnya.
Untuk diketahui, kritik Anies berawal saat bakal calon presiden Koalisi Perubahan itu memaparkan pembangunan jalan tol di era Jokowi memang besar, bahkan 63% jalan tol di Indonesia dibangun selama 2014 hingga sekarang. Totalnya ada sepanjang 1.569 kilometer, dari total 2.499 kilometer jalan tol yang ada di Indonesia.
Sementara itu, jalan nasional yang berhasil dibangun Jokowi, menurut data yang dia paparkan, hanya sebesar 19 ribu kilometer.
Anies membandingkan 10 tahun lalu, di zaman SBY menjabat presiden, ada sekitar 144 ribu kilometer atau 7,5 kali lipat dari jalan yang dibangun Jokowi.
"Bila dibandingkan dengan jalan nasional di pemerintahan ini membangun jalan nasional 590 km di era sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat. Ini belum bicara mutu, standar, dan lain-lain, hanya panjangnya," ungkap Anies saat menghadiri perayaan Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5).
Merespons Anies, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan Anies salah menginterpretasi data BPS.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Loh ndak juga. Jadi gini, data BPS itu bercerita soal penambahan status, bukan pembangunan jalan. Jadi status kewenangan jalan nasionalnya bertambah, sekian belas ribu kilometer itu," kata Hedy kepada wartawan di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (24/5).
"Itu adalah perubahan status, dari jalan provinsi jadi jalan nasional. Bukan pembangunan jalan baru yang disebut bahwa pembangunan jalan zaman SBY lebih panjang dari zaman Jokowi. Itu bukan itu maksud data BPS. Jadi salah interpretasi data BPS," lanjutnya.
Simak Video "Video: Selamat! Anies Baswedan Sambut Kelahiran Cucu Pertamanya"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)