UNS Minta Penulis Utas Dosen KDRT Minta Maaf ke Rektor, Ini Sebabnya

UNS Minta Penulis Utas Dosen KDRT Minta Maaf ke Rektor, Ini Sebabnya

Tara Wahyu NV - detikJateng
Jumat, 26 Mei 2023 15:43 WIB
UNS masuk dalam daftar kampus terbaik di Jawa Tengah versi UniRank 2022
Gedung Rektorat UNS (Foto: Doc. UNS)
Solo -

Kabar seorang dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo disebut melakukan penganiayaan terhadap istrinya di lingkungan kampus di daerah Kleco, Solo bikin heboh. Dekanat pun melakukan klarifikasi terhadap dosen yang berinisial BW itu.

Dekan FKIP UNS Mardiyana menyebut pihak dosen dan istri telah dipanggil untuk melakukan klarifikasi. Dari hasil klarifikasi keduanya diketahui kejadian KDRT terjadi bukan di lingkungan kampus.

"Bahwa dari foto yang beredar itu sudah dijelaskan jika kejadian tersebut bukan di lingkungan kampus, melainkan terjadi pada tahun 2017 saat masih di Depok jauh sebelum BW bekerja di FKIP UNS mulai tahun 2021," kata Mardiyana saat dihubungi oleh wartawan, Jumat (26/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami meminta kepada pemilik akun @w*** untuk meminta maaf secara tertulis dan terbuka kepada Rektor UNS," sambung Mardiyana.

Karena adanya pemberitaan yang viral, pihak kampus meminta akun yang menulis utas itu meminta maaf. Permintaan maaf itu, kata Mardiyana, karena utas itu telah mengakibatkan mispersepsi dan membuat heboh.

ADVERTISEMENT

"Karena telah menyebabkan terjadinya mispersepsi yang sangat merugikan nama baik FKIP UNS," ujarnya.

"Karena siapapun yang pertama kali membaca postingan tersebut hampir dapat dipastikan mengira peristiwa tersebut terjadi di lingkungan FKIP UNS sehingga sangat merugikan nama baik FKIP UNS," lanjut Mardiyana.

Dia menegaskan saat dimintai klarifikasi BW membantah foto memar pada leher dan tangan dilakukan di lingkungan kampus UNS.

"Bahwa BW telah membantah foto memar di leher memar lecet dan tangan memar atau lecet merupakan akibat dari kekerasan di lingkungan FKIP UNS," ucapnya.

Pihaknya juga telah meminta keterangan dari saksi yakni mahasiswa dan satpam memang sempat ada cekcok pada 6 Maret lalu. Namun saat cekcok tersebut tidak ada kekerasan yang dilakukan BW terhadap istrinya yakni R.

"Bahwa hasil klarifikasi terhadap pihak-pihak yang diduga mengetahui seperti mahasiswa dan satpam, peristiwa tersebut menyatakan tidak ada yang melihat langsung peristiwa kekerasan fisik yang dilakukan BW terhadap R," jelasnya.

Terkait dugaan KDRT yang dilakukan oleh BW pihaknya menyerahkan kepada hukum yang berlaku.

"Intinya kami serahkan semua kepada pihak yang berwajib terkait dugaan tersebut," pungkasnya.




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads