Ketua IPOMI Yakin Rem Tangan Bus Masuk Jurang Guci Tegal Sempat Lepas

Ketua IPOMI Yakin Rem Tangan Bus Masuk Jurang Guci Tegal Sempat Lepas

Tim detikOto - detikJateng
Jumat, 26 Mei 2023 10:49 WIB
Bangkai bus yang terguling dan masuk jurang di kawasan wisata Guci, Kabupaten Tegal, belum terevakuasi saat ini jadi tontonan, Senin (8/5/2023).
Bangkai bus yang terguling dan masuk jurang di kawasan wisata Guci, Kabupaten Tegal, Senin (8/5/2023). (Foto: Imam Suripto/detikJateng)
Solo -

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan meyakini rem tangan bus pariwisata yang terjun ke jurang di Guci, Tegal, sempat lepas. Pernyataan ini berbeda dengan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyebut rem tangan bus nahas itu dalam keadaan aktif.

Untuk diketahui, tim gabungan telah menyelidiki dugaan penyebab kecelakaan bus PO Sumber Alam yang terjadi 7 Mei lalu ini. Menurut KNKT, bus yang terjun ke sungai tersebut rem tangannya dalam keadaan aktif. Selain itu, roda bus dikatakan dalam keadaan mengunci.

"Jadi temuan tim-tim penguji, posisinya ngunci. Dan pada saat kendaraan diangkat, juga roda belakang ini nggak berputar. Ini kan kendaraan Hino RK 260 ini sudah full air brake, jadi ketika dua sumbu handbrake ditarik, maka roda belakang harusnya ngunci. Dan ketika diangkat, roda belakang memang ngunci," terang Senior Investigator yang juga Plt. Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hasil investigasi itu, Lesani memiliki analisis berbeda. Menurutnya, jika berdasarkan potongan video yang merekam detik-detik bus itu masuk ke jurang, roda bus itu jelas berputar.

"Kalau lihat videonya dari berbagai angle, dari samping, dari belakang, dari depan, kita bisa sama-sama lihat roda (bus) itu berputar dengan lancar, itu satu," ujar Lesani ditemui di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/5/2023) seperti dilansir detikOto.

ADVERTISEMENT

Sementara terkait energi potensial, Lesani menyebut kemiringan lokasi parkir tidak sangat curam. Energi potensial, lanjutnya, baru muncul usai bus telah berjalan melewati lokasi parkir.

"Jadi kalau saya masih melihat bus ini sempat loss rem tangannya, rilis. Terus nggelondor, terus mungkin karena gugup atau apa, ketarik lagi. Makanya mungkin pada saat jatuh di bawah, posisi handrem-nya tekunci. Itu satu," sambung Sani.

"Kedua, KNKT bilang, pada saat (bus) diangkat, rodanya terkunci. (Itu) pasti. Karena pada saat bus terjatuh entah selangnya ada yang bocor atau apa, anginnya habis. Karena sistem dan pola kerja full air brake itu, untuk mengunci anginnya dibuang. Artinya pada saat angin kosong, remnya itu ngunci. Makanya pada saat diangkat dia ngunci, karena anginnya kosong," bilang pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT SAN Putera Sejahtera (PO SAN) tersebut.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Lebih lanjut, Sani juga menyayangkan investigasi peristiwa itu yang terkesan setengah-setengah, karena hingga saat ini tidak ada kesaksian atau keterangan yang diberikan oleh para penumpang di dalam bus itu.

"Ketiga-saya tidak bilang teori-tapi boleh dibilang spekulasi, jadi maaf kalau saya salah. Spekulasi mengatakan, itu energi potensi, sehingga ada tekanan sekian kilogram, menyebabkan bobot (menjadi berat), bus jadi bergerak (dan terjadi kecelakaan). Itu gampang sebenarnya. Sampai sekarang ada nggak klarifikasi, analisa yang menyatakan tromol belakang ada baret? Artinya, kalau rem terkunci dengan momen energi potensi, brake shoe itu nendang ke brake drum, dia kan akan menggesek. Nah itu (harusnya) ada bekas scratch di sekelilingnya. Sampai hari ini kan tidak ada (analisanya)," ujarnya.

"Jadi saya tidak dalam kapasitas membela siapapun atau menuduh siapapun. Saya kalau melihat dari video yang ada, saya meyakini rem (tangan) itu rilis, sehingga bus itu bergerak. Soal ada atau tidak (yang merilis) itu wallahu a'lam. Hanya kejujuran orang yang ada di dalam bus. Karena sampai hari ini, korban yang ada di dalam (bus) pun nggak ada (beri) keterangan kan?," terang Sani.

Halaman 2 dari 2
(aku/sip)


Hide Ads