Dosen FKIP UNS Solo Diduga KDRT, Gibran Pastikan Dampingi Korban

Dosen FKIP UNS Solo Diduga KDRT, Gibran Pastikan Dampingi Korban

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 25 Mei 2023 11:26 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Selasa (2/5/2023).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Selasa (2/5/2023). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Solo -

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka merespons soal kabar dugaan dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Gibran memastikan bakal memberi perlindungan terhadap korban.

"Nanti kalau ada apa-apa kami akan tetap mendampingi ya. Iya dari pihak Dinas Perlindungan Perempuan," kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (25/5/2023).

Gibran mengatakan perlindungan yang diberikan kepada korban nantinya bisa berupa pendampingan psikolog. Dirinya juga meminta korban untuk melaporkan langsung kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Gibran mengaku bingung dengan kasus tersebut karena sudah sempat melaporkan namun dicabut lagi. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga tidak ingin terlalu dalam ikut campur permasalahan keluarga tersebut.

"Lapor saja, uwis (sudah) dilaporkan tapi dicabut, aku yo bingung. Dicabut laporannya, laporannya ke polisi sudah dicabut. Aku ora ngerti maksud opo ya, wis aku ora melu-melu urusan keluarga (saya tidak tahu maksudnya apa, sudah saya tidak ikut campur urusan keluarga)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Ini dikawal terus sama Pak Ka (Kapolres), kita nggak pengin dicabut karena ada intimidasi," tuturnya.

Dirinya mendorong bila ada kejadian serupa untuk segera melaporkan kepada pihak yang berwajib agar bisa segera tertangani.

"Iya melapor. Sithik-sithik (sedikit-sedikit) lapor saja, biar kita tindak lanjuti wis babak belur," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka merespons soal postingan bernarasi dugaan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Sebelas Maret (UNS). Gibran dicolek oleh akun Twitter yang mengaku sebagai anak dari pelaku dan korban.

Akun @w**** menulis utas di Twitter menceritakan mengenai tindakan KDRT oleh sang ayah kepada ibunya. Dalam postingannya, akun itu juga membagikan foto-foto sang ibu dengan luka lebam di bagian muka dan tangan.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Akun tersebut menceritakan bahwa sang ibu jadi korban KDRT ayah yang merupakan dosen di FKIP. Akun itu mencolek akun Gibran dan Polresta Solo.

"MAMA KU JADI KORBAN KDRT. PELAKU (BAPAK) INISIAL BW DOSEN UNS KAMPUS KLECO FKIP PGPAUD TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC," tulis akun tersebut, Rabu (24/5/2023).

"Foto pertama Tindak KDRT di Depok, pada saat bapak ku masih bekerja di KEMENDIKBUD. foto kedua dan ketiga Tindak KDRT di lingkungan UNS kampus Kleco,"

"Pada tgl 6 Maret 2023 saya dan ibu pergi ke Kampus UNS untuk mencari keberadaan Bapak dan meminta beliau pulang kerumah,"

"Kami tidak mendapat Respon yang baik dari Bapak pada saat itu. Kami hanya meminta penjelasan dan meminta ia pulang. Tepat di lantai 2 gedung B kampus UNS terjadi cekcok ibu dg bapak, saya menunggu di tangga. Kemudia saya mendengar teriakan ibu dan saya menghampirinya,"

"Saat itu ibu terjepit oleh pintu kelas yang sengaja di dorong dari dalam oleh bapak. Saat hendak saya dorong pintu kelas tsb, bapak meraih leher ibu dan menyebabkan luka. Tidak lama kemudian ada satpam dan mahasiswi yang menghampiri kami. #KDRT

Akun tersebut lantas dikomentari oleh Gibran Rakabuming Raka untuk segera melaporkan tindakan ke polisi.

"Langsung laporkan," balas Gibran seperti dilihat detikJateng, Kamis (25/5).

Terpisah, Dekan FKIP UNS Mardiyana mengatakan sudah mendapatkan informasi terkait dugaan kasus KDRT oleh salah satu dosen UNS itu. Pihaknya juga melakukan klarifikasi terhadap pihak-pihak terkait.

"Ini baru klarifikasi, kemarin dapat informasinya," kata Mardiyana saat dihubungi wartawan, Kamis (25/5).

Pihaknya mengundang pihak terkait untuk menanyakan kebenaran peristiwa tersebut dan waktu kejadiannya.

"Kami sudah mengundang pihak-pihak terkait dan terlibat, untuk menanyakan kejadian kapan, itu kami belum tahu," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads