Krisis finansial tengah melanda Inggris. Kondisi itu membuat sejumlah perempuan terpaksa menjadi pekerja seks atau 'open BO'.
Dikutip dari detikHealth, Rabu (24/5/2023), wanita di Inggris 'open BO' demi memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya untuk mendapatkan tempat tinggal.
Data dari badan amal Inggris Beyond The Streets menunjukkan kelompok wanita yang rentan secara finansial juga mengalami trauma dan masalah kesehatan mental setelah beralih menjadi pekerja seks. Mereka terpaksa melakukan itu demi mendapatkan tempat tinggal atau kebutuhan dasar lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini juga semakin dipicu dengan adanya sekelompok orang yang secara sengaja memanfaatkan krisis finansial tersebut. Salah satu contohnya adalah pemilik tanah yang menawarkan diskon hingga akomodasi gratis dengan syarat seks.
"Ini khususnya menjadi masalah di kalangan perempuan migran dan pencari suaka," menurut salah satu pengamat, dikutip dari The Guardian.
Di luar itu, krisis ini juga mempersulit mereka yang terjebak dalam hubungan penuh kekerasan. Tren ini secara tidak langsung menyebabkan peningkatan pada eksploitasi dan pelecehan.
"Krisis biaya hidup adalah pendorong [seks untuk bertahan hidup], dan bagi mereka yang sudah rentan, mereka menghadapi eksploitasi yang cukup besar. Ada kekurangan dana pemerintah untuk mendukung kebutuhan perempuan, dan badan amal sedang berjuang karena pendapatan mereka berkurang, biaya meningkat dan mereka dihadapkan pada lebih banyak permintaan untuk layanan mereka," kata juru bicara badan amal tersebut.
Dilansir detikHealth, Selasa (23/5), wanita di Inggris 'open BO' demi memenuhi kebutuhan hidup salah satunya dialami Alina, bukan nama sebenarnya. Dia mengaku mendapat tawaran pengurangan tagihan sewa dan utilitas asal ditukar dengan seks dan foto intim.
Dikutip dari laman Style, Alina terpaksa menerima tawaran itu karena tak mampu membayar tempat tinggal. Menurut NUM, organisasi yang berkampanye dengan mengakhiri kekerasan terhadap pekerja seks, pemilik rumah itu sering masuk ke rumah Alina dalam kondisi mabuk dan meminta berhubungan seks.
Alina pun mengaku terus hidup di bawah ancaman penggusuran jika tak memenuhi permintaan pemilik rumah.
Terkait kondisi ini, pemerintah telah meluncurkan konsultasi 10 minggu tentang hubungan seks yang dilakukan terpaksa demi bertahan hidup. Hal ini dilakukan sebagai upaya menindak semakin banyak tuan tanah yang mengeksploitasi orang-orang rentan di tengah krisis.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sementara itu, Home Office mengumumkan sedang mempertimbangkan undang-undang baru untuk melindungi penyewa dari eksploitasi seksual. Hal ini mengacu dari hasil survei YouGov yang mengungkap bahwa hampir satu dari 50 wanita di Inggris telah diberi penawaran untuk menukar biaya sewa dengan seks selama lima tahun terakhir.
Mengacu pada UU Pelanggaran Seksual, tuan tanah bisa dituntut karena menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menipu, memaksa atau memaksa orang ke dalam pengaturan sewa seks. Perbuatan itu pun dinilai ilegal. Saat ini, efektivitas undang-undang ini dalam melindungi perempuan dan kaum rentan di tengah krisis pun tengah diajukan.
Terpisah, Menteri Dalam Negeri Inggris, Suella Braverman mengakui perempuan muda merupakan kelompok paling berisiko dalam kasus ini. Dia berharap program konsultasi yang dilakukan pemerintah bisa membantu mengakhiri tren ini.