Menikah di Bulan Syawal Menurut Adat Jawa: Sejarah hingga Bulan Baik Lainnya

Menikah di Bulan Syawal Menurut Adat Jawa: Sejarah hingga Bulan Baik Lainnya

Noris Roby Setiyawan - detikJateng
Selasa, 02 Mei 2023 17:24 WIB
Ilustrasi menikah pernikahan pengantin
Menikah di Bulan Syawal Menurut Adat Jawa: Sejarah hingga Bulan Baik Lainnya. Foto Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kostyazar)
Solo -

Tanggal dan bulan pernikahan bagi masyarakat Jawa menjadi salah satu hal yang sakral. Hal ini lantaran terdapat kepercayaan dalam adat Jawa dalam menentukan tanggal dan bulan pernikahan. Lantas, bagaimana jika memilih bulan Syawal sebagai waktu pernikahan?

Dalam menentukan tanggal dan bulan pernikahan, masyarakat Jawa dikenal masih menggunakan sistem penanggalan Jawa. Sementara itu, menurut kalender Hijriyah, bulan Syawal merupakan bulan yang suci dan umat Islam pun juga dianjurkan untuk melaksanakan pernikahan pada bulan ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini sejarah menikah di bulan Syawal dan bulan baik untuk menikah dalam pandangan adat Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Islam Sunah Menikah di Bulan Syawal

Berikut ini sejarah Islam menikah di bulan Syawal, dikutip detikJateng dari Kementerian Agama Kalimantan Selatan dalam laman resminya, Selasa (2/5/2023).

Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Saw. menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua Ied (bulan Syawal termasuk di antara Idul Fitri dan Idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal sebagai tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat, maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.

ADVERTISEMENT

Bulan Syawal dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian, sehingga para orangtua atau wali tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.

Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunnah Nabi Saw. Hadis fi'liyah di atas pun dijadikan sebagai anjuran untuk menikah dan menikahkan di bulan Syawal, mematahkan keyakinan atau anggapan sial terhadap sesuatu yang bisa menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan.

Salah satu misi Nabi Saw. adalah menghapus keyakinan yang salah dari masyarakat Arab Jahiliyah. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan menikah pada bulan Syawal sebagai bentuk ibadah menjalankan sunah Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana hadis berikut: "Ummul Mukminin 'Aisyah ra., ia menuturkan bahwa Rasulullah Saw. menikahiku (Siti Aisyah) pada bulan Syawal dan tinggal bersamaku pada bulan Syawal. Lalu adakah di antara isteri Rasulullah Saw. yang lain yang lebih beruntung di sisi beliau daripada aku. Para Ahli Riwayat mengemukakan bahwa: Adalah `Aisyah senang sekali menikahkan perempuan pada Bulan Syawal. Hadis ini dapat dilihat pada beberapa kitab hadis: (1) Shahih Muslim, No.1423, Juz I. Kitab an-Nikah, (2) Sunan At-Tirmidzi, No.1093, kitab an-Nikah, (3) Sunan An-Nasa'i kitab an-Nikah, (4) Sunan Ibnu Majah, No. 1990, kitab an-Nikah, (5) Sunan Ad-Darimi, No 2211, kitab an-Nikah, dan (6) Musnad Imam Ahmad bin Hambal No. 23751.

Bulan Baik Menikah Adat Jawa

Meskipun dianjurkan untuk menikah di bulan Syawal, ternyata terdapat empat bulan lain yang dinilai baik untuk menikah dalam adat Jawa. Berikut daftar bulan baik untuk menikah adat Jawa, dikutip detikJateng dari buku Primbon Praktis (2008) karya Mama Flo.

  1. Jumadilakir

    Jumadilakir merupakan bulan ke-6 dalam kalender penanggalan Jawa dan menjadi salah satu bulan yang baik untuk menggelar prosesi pernikahan. Pada bulan ini dipercaya bagi akan mendatang rezeki dan harta benda bagi pengantin yang menikah.
  2. Rejeb

    Rejeb adalah bulan ke-7 dalam kalender penanggalan Jawa. Bulan ini menjadi bulan yang baik untuk menikah karena dipercaya akan mendatangkan keselamatan dan anak yang banyak bagi pengantin.
  3. Ruwah

    Ruwah menjadi bulan ke-8 dalam kalender penanggalan Jawa dan dipercaya sebagai salah satu bulan yang baik untuk menikah. Barangsiapa menikah di bulan ini dipercaya akan mendatangkan kedamaian dan keselamatan secara terus menerus bagi pengantin.
  4. Besar

    Bulan ke-12 dalam kalender penanggalan Jawa ini menjadi bulan yang baik untuk menikah. Pasangan kekasih yang menikah di bulan ini dipercaya akan memperoleh kekayaan dan kebahagiaan dalam membina rumah tangga.

Demikian informasi soal sejarah menikah di bulan Syawal menurut adat Jawa dan bulan lainnya yang diyakini baik untuk menikah. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads