Hari Pendidikan Nasional diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap tanggal 2 Mei. Berikut ini sejarah terjadinya Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), logo, hingga tema peringatan tahun 2023.
Hardiknas merupakan hari besar nasional, tetapi tidak termasuk ke dalam daftar hari libur nasional. Pada peringatan Hardiknas, berbagai kalangan pendidikan biasanya akan melaksanakan upacara bendera yang menjadi momen sakral Hardiknas.
Setiap tahunnya, Kemendikbud merilis tema, logo, hingga pedoman upacara bagi berbagai kalangan pemerintahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Dalam catatan buku 'Kumpulan Buklet Hari Bersejarah I' (1994) oleh Ayatrohaedi dkk, penetapan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dilakukan pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 16 Desember 1959 di Jakarta melalui Keppres No. 316 Tahun 1959. Penetapan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
Sedangkan penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional dilakukan berdasarkan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Penetapan ini dilakukan sebagai penghargaan dan untuk mengenang jasa-jasa beliau bagi dunia pendidikan Indonesia.
Oleh karena itu, sejarah Hari Pendidikan Nasional tak bisa dilepaskan dari sosok dan perjuangan Ki Hajar Dewantara, sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
Biografi Singkat Ki Hajar Dewantara
Mengutip situs Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Riau, Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia mengenyam pendidikan di STOVIA, namun tidak dapat menyelesaikannya karena sakit. Akhirnya, ia bekerja menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar, seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda.
Pada masa kolonialisme Belanda, Ki Hajar Dewantara dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda. Pada masa itu, yang boleh mengenyam pendidikan hanya anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi.
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal sebagai "Tiga Serangkai" yang memiliki peran penting dalam Kebangkitan Nasional.
Peran Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan
Mendirikan Tamansiswa
Setelah kembali ke Indonesia pasca pengasingannya di Belanda, Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa pada 3 Juli 1922.
Melalui lembaga pendidikan tersebut, banyak anak-anak Indonesia baik dari keluarga mampu hingga keluarga tidak mampu dapat mengenyam pendidikan dan merasakan duduk di bangku sekolah.
Tiga Semboyan Pendidikan
Setelah kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan Indonesia dan dikenal dengan tiga semboyannya yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarsa Sung Tulada berarti 'di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik'. Ing Madya Mangun Karsa berarti 'di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide'. Sedangkan Tut Wuri Handayani berarti 'dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan'.
Sampai sekarang, tiga semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara tersebut dikenal secara luas oleh berbagai kalangan pendidikan dan terus digunakan dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia.
Tema Hardiknas 2023
Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar". Informasi tersebut tercantum dalam Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023.
Logo Hardiknas 2023
Logo Hardiknas 2023 disusun dari unsur Bintang, Keceriaan, dan Pena. Adapun logo resmi Hardiknas 2023 bisa diunduh di laman resmi Kemendikbud.
(ams/ams)