Peringatan hari buruh pada 1 Mei 2023 di Kota Solo tidak diwarnai adanya aksi demo. Namun, peringatan hari buruh di Kota Solo diperingati dengan pembagian sembako dari Wali Kota Solo yang bertuliskan Bantuan Presiden (Banpres).
Kepala Disnaker Solo Widyastuti mengatakan pembagian sembako melalui bantuan Presiden ini dibagikan ke 1.083 pekerja dan serikat buruh di Kota Solo. Pembagian sembako itu juga dibagikan kepada buruh yang tidak menerima Tunjungan hari raya (THR).
"Bapak Wali Kota berkenan memberikan bantuan melalui bantuan presiden yang diterima. Sebagai bakti sosial kami untuk pekerja dan buruh, ini puncak mau day Solo peduli pekerja dan buruh kemarin kita mengakomodir dari serikat pekerja dan serikat buruh yang tidak menerima tunjangan hari raya (THR) sesuai ketentuan," kata Widyastuti di Kantor Disnaker, Solo, Senin (1/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widyastuti mengatakan penerima bantuan sembako ini yakni pekerja yang tidak menerima THR. Dia mengatakan hingga saat ini ada 65 aduan yang tidak menerima THR dari perusahaan dan secara personal.
"Semua sudah kita tindak lanjuti sesuai batas kewenangan kami. Kami naikkan ke Satwasker Provinsi agar ditindaklanjuti dari sisi regulasi memang seperti itu. Untuk yang lain kami sudah berikan solusi, jadi dari perusahaan dan dari serikat buruh sudah ada kesepakatan," jelas dia.
Widyastuti menerangkan dari 65 aduan itu, 10 di antaranya sudah dilaporkan ke Provinsi. Soal sembako bertulisan Banpres yang dibagikan, hal ini merupakan bentuk kepedulian dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Bantuan paket sembako isinya ada beras, minyak. Di hari buruh ini tentunya di Kota Solo akan tetap kondusif dan aman, kepada serikat pekerja bisa berkolaborasi dan bekerja sama dengan kami," jelasnya.
Tak Ada Demo Buruh di Solo
Terpisah, salah satu Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Adisti mengatakan tidak ada aksi demo di Kota Solo. Dia mengatakan terakhir kali menggelar aksi yakni pada tahun 2008.
"Setelah adanya lembaga di Dinas Ketenagakerjaan bernama lembaga tripartit, terakhir 2008 waktu May Day kita pasti mengadakan aksi," ujarnya.
Setelah adanya lembaga tripartit, kata dia, persoalan diselesaikan di dinas tersebut. Menurutnya, sudah ada perwakilan dari buruh, pengusaha, dan dinas terkait.
"Meski begitu masih banyak permasalahan dari setiap perusahaan. Namun kami berusaha untuk melobi dari dinas untuk bisa diselesaikan dari dinas," pungkasnya.
(ams/ams)