.webp)
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Jerman berkumpul merayakan Idul Fitri dengan halal bihalal di wisma Indonesia Frankfurt. Makanan khas Lebaran disajikan sekaligus sebagai obat rindu WNI di sana.
Wahid Abdulrahman selaku perwakilan dari PCI Nahdlatul Ulama Jerman menceritakan suasana halal bihalal yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt, Sabtu (22/4/2023) waktu setempat. WNI yang hadir untuk bermaaf-maafan tidak hanya kalangan Muslim, namun berbagai agama yang membuat suasana penuh dengan toleransi.
"Seribu warga dari berbagai suku,agama hadiri halal bihalal KJRI Frankfurt di Wisma Indonesia Frankfurt. Konjen RI Frankfurt bapak Acep Soemantri juga menyampaikan semangat halal bihalal memperkuat persaudaraan dan kerukunan antar umat dan warga yang ada di Jerman," kata Wahid ketika berbincang dengan detikJateng via daring, Minggu (23/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya bermaaf-maafan, acara halal bihalal itu juga menjadi obat rindu Lebaran di tanah air Indonesia karena disajikan kuliner yang khas, ketupat dan opor hingga sambal goreng hati. Dari foto yang dilihat detikJateng, WNI di sana sangat antusias menghadiri acara.
"Untuk mengobati rasa rindu dengan tanah air, disajikan berbagi menu masakan nusantara seperti rendang, opor, sambal goreng hati," ujarnya.
 WNI yang berada di Jerman berkumpul merayakan Lebaran, Sabtu (22/4/2023) waktu setempat. Foto: Dok Wahid Abdurrahman |
Kemeriahan juga diwarnai penampilan alat musik tradisional angklung dari anak-anak TPA Masjid Indonesia Frankfurt. Berbagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan turut hadir seperti Nahdlatul Ulama Jerman, PCI Muhammadiyah Jerman, Masyarakat Muslim Indonesia (MMI) Frankfurt, Masyarakat Katolik Indonesia Frankfurt, Gereja Misi Indonesia, Nyama Braya Bali, dan Jemaat Kristus Indonesia.
"Halal bihalal ini memiliki dua makna penting.Pertama sebagai ajang silaturahmi dan memaafkan secara langsung di antara pemuka agama, warga dan organisasi masyarakat. Kedua, komitmen untuk terus membangun persaudaraan dan kerukunan," ujar Wahid yang juga Mahasiswa Program Doktoral di Goethe Universitas Frankfurt itu.
(ahr/ahr)
