Sholat Idul Fitri adalah salah satu amalan sunnah yang dapat ditunaikan oleh umat Islam pada 1 Syawal. Sholat sunnah ini memiliki berbagai aturan dan ketentuan, salah satunya mengenai khutbah. Berikut ini penjelasan mengenai rukun khutbah Idul Fitri.
Khutbah merupakan salah satu rangkaian dari sholat Idul Fitri, meskipun menyampaikan dan mendengarkan khutbah Idul Fitri hukumnya sunnah. Namun, umat Islam sangat dianjurkan untuk menunaikannya.
Oleh sebab itu sebagai umat Islam perlu untuk mengerti dan memahami mengenai rukun khutbah Idul Fitri supaya tidak mengalami kebingungan ketika menjadi khatib atau sebatas sebagai pengetahuan. Berikut ini penjelasan mengenai rukun khutbah Idul Fitri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian
Sebelum memulai pembahasan, maka alangkah baiknya bagi kita untuk memahami terlebih dahulu mengenai pengertian khutbah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) khutbah dapat diartikan sebagai pidato (terutama untuk menguraikan tentang agama)
Khutbah bermakna memberikan nasihat dalam kegiatan beribadah misalnya ketika mengerjakan sholat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf, Wukuf, Nikah. Secara istilah, khutbah adalah kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah umat Islam dengan memperhatikan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan dengan keabsahan dan kesunahan ibadah.
Rukun Khutbah Idul Fitri
Dalam mengerjakan suatu amalan, maka umat Islam memerlukan landasan yang kuat baik dari dalil, hukum, maupun rukunnya, berikut ini penjelasannya dikutip detikJateng dari NU Online:
1. Melantunkan pujian kepada Allah SWT
2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW
3. Menyampaikan wasiat mengenai ketakwaan
4. Membaca ayat suci Al-Quran
5. Mendoakan kaum Muslimin di khutbah ke-2
Hukum
Meskipun rukun antara khutbah Idul Fitri sama dengan khutbah sholat Jumat, ternyata diantara kedua nya memiliki hukum yang berbeda. Jika menyampaikan dan mendengarkan khutbah dalam sholat Jumat merupakan suatu kewajiban, sementara dalam khutbah Idul Fitri hukumnya sunnah muakkad. Sehingga diperbolehkan untuk tidak melaksanakannya, namun umat Islam dianjurkan untuk menunaikannya. Sebagaimana penjelasan Imam Syafi'I dalam Imam An-Nawawi sebagai berikut :
قال فان بدأ بالخطبة قبل الصلاة رأيت ان يعيد الخطبة بعد الصلاة فان لم يفعل لم يكن عليه اعادة صلاة ولا كفارة كما لو صلى ولم يخطب هذا نصه بحروفه وهو ظاهر في ان الخطبة غير محسوبة ولهذا قال كما لو صلي ولم يخطب
Artinya, "Jika seseorang melangsungkan khutbah sebelum shalat idul fitri, menurutku (kata Imam As-Syafi'i) ia perlu mengulang penyampaian khutbahnya sesudah shalat idul fitri. Tetapi jika ia tidak melakukannya, maka ia tidak wajib mengulang shalat dan tidak wajib membayar kafarah sebagaimana seseorang yang melakukan shalat idul fitri tanpa berkhutbah. Ini dinashkan oleh Imam As-Syafi'i dengan huruf-hurufnya, yaitu jelas bahwa khutbah idul fitri tidak dihitung sebagaimana orang melakukan shalat tanpa khutbah Idul Fitri," (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: V/27).
Dengan kata lain sholat Idul Fitri akan tetap sah apabila khutbah tidak dilaksanakan. Sebagaimana keterangan dari Imam An-Nawawi sebagai berikut :
ولو تركت الخطبة لم تبطل الصلاة
Artinya, "Kalau khutbah idul fitri ditinggalkan, maka shalat idul fitri-nya tidak batal," (Lihat Imam An-Nawawi, Raudhatut Thalibin wa Umdatul Muftin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], juz II, halaman 3).
Dalil
1. Hadis Ibnu Abbas
شَهِدْتُ العِيدَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الخُطْبَةِ
Artinya, "Saya melaksanakan shalat id bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, dan Utsman ra. Semuanya melaksanakan shalat sebelum khutbah berlangsung." (Muttafaq 'alaih).
2. Hadis Bukhori
Artinya, "Sesungguhnya Nabi saw berdiri pada hari Idul Fitri, kemudian memulai shalatnya, lalu berkhutbah. Setelah selesai khutbah beliau turun dan mendatangi jama'ah perempuan kemudian mengajar mereka tentang zakat sambil bersandar pada tangan Bilal. Sementara Bilal membentangkan kainnya, para perempuan memasukkan sedekah pada kain tersebut... (HR Bukhari).
Nah, demikian penjelasan mengenai rukun khutbah Idul Fitri. Semoga bermanfaat ya, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/ams)