.webp)
Terminal bus Ir Soekarno, Kabupaten Klaten akan menjadi lokasi penurunan penumpang mudik gratis di Klaten. Dua rombongan bus mudik gratis itu dari Kementerian Perhubungan dan Pemkab Klaten.
"Yang mudik dari Kementerian Perhubungan nanti tanggal 18,19 dan 20 April sebanyak delapan bus. Nanti turun di sini semua," ungkap Pengelola IT Terminal Ir Soekarno Klaten, Saryana kepada wartawan, Jumat (14/4/2023) siang.
Menurut Saryana, untuk bus mudik dari Klaten sebanyak 10 bus dari Klaten berangkat tanggal 16 April. Diberangkatkan dari TMII Jakarta tanggal 17 April.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggal 17 April dari TMMI dilepas. Kemungkinan sampai sini malam atau dini hari karena tahun lalu sampai sini 01.30 WIB, ya semoga bisa lebih awal," terang Saryana.
Pemudik gratis, kata Saryana, memang belum banyak. Tetapi dua hari yang lalu ada pemudik gratis dari partai politik. Tapi jumlahnya hanya sembilan orang.
"Baru satu bus dengan penumpang sembilan orang saja. Untuk pemudik reguler sampai saat ini belum ada," imbuh Saryana.
Sejauh ini, sebut Saryana, pemudik bus reguler belum ada yang turun di terminal. Diperkirakan puncak kedatangan pemudik bus mulai tanggal 18 sampai 20 April.
"Belum ada peningkatan signifikan tapi kemungkinan puncaknya ya tanggal 18,19, dan 20 April. Persiapan kita ada Posko tanggal 14 sampai 2 Mei, kemudian gabung juga Dinas Kesehatan dari H-5, kita sudah siap semua," pungkas Saryana.
Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Klaten, Supriyono menyampaikan diperkirakan puncak arus mudik tanggal 19 dan 20 April. Sebab sudah libur semua.
"Puncaknya 19 dan 20 April karena sudah libur. Untungnya bus mudik gratis Klaten sebelum itu sudah kembali dari Jakarta," kata Supriyono kepada detikJateng.
Personel Dinas Perhubungan yang diterjunkan, sebut Supriyono, mencapai 130-an orang. Petugas tidak libur tetapi dilakukan shift untuk berdinas.
"Nanti kita lakukan dengan dua shift di pos pam, di kantor maupun di jalur. Sehari kita gantian, ya tidak libur," pungkas Supriyono.
Baca juga: Gempa M 6,6 Tuban Terasa hingga Jogja |
(apl/aku)
