Menunaikan ibadah puasa Ramadhan merupakan kewajiban umat Islam saat bulan ke sembilan dalam kalender Hijriyah tersebut. Untuk mengawali puasa Ramadhan, membaca niat merupakan adab penting yang harus dilakukan umat Islam.
Niat merupakan satu hal yang sangat krusial dalam setiap melaksanakan ibadah, khususnya ibadah puasa Ramadhan. Hal ini sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, "Sesungguhnya sahnya amal ibadah adalah digantungkan kepada niat...," (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Sehingga, niat menjadi kunci sah dan tidaknya ibadah. Niat juga diartikan dengan suatu maksud untuk suatu hal yang disertai perbuatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kedudukan niat ini penting dalam segala ibadah yang bertujuan agar amalan yang dikerjakan tidak dianggap sia-sia atau amalan tidak mendapatkan nilai ibadah disisi Allah SWT.
Niat Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla.
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."
Waktu Melafalkan Niat Puasa Ramadhan
Dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia, dalam Mazhab Syafi'i, niat puasa harus dilakukan setiap hari pada malam Ramadhan. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna', menjelaskan sebagai berikut:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر
"Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits." (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna', juz 2)
Sementara itu menurut Mazhab Maliki, membaca niat puasa bisa dilakukan untuk sebulan penuh pada malam pertama Ramadhan. Pendapat ini berlandaskan pada pemahaman bahwa puasa Ramadhan itu merupakan satu kesatuan ibadah. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)
Kemudian, sebagaimana pendapat Mazhab Syafi'i, umat Islam sebaiknya membiasakan diri untuk selalu berniat puasa di setiap malam bulan Ramadhan. Biasanya ini dilakukan setiap selesai shalat tarawih atau ketika makan sahur.
Demikian bunyi bacaan niat puasa Ramadhan lengkap dengan kapan waktu melafalkannya
(dil/dil)