Seorang anak buruh serabutan bernama Achmad Nurul Yaqin mampu menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Yaqin kini bahkan mampu meraih prestasi.
Mengutip unggahan akun Instagram UNS, Yaqih berasal dari keluarga pas-pasan. Ayahnya yang merupakan seorang buruh serabutan dan ibunya yang merupakan ibu rumah tangga.
Namun kondisi itu tak membuat Yaqin patah semangat. Ia memanfaatkan beasiswa Bidikmisi untuk bisa berkuliah dengan gratis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awalnya, Yaqin sempat tidak percaya bisa diterima di Fakultas Kedokteran UNS karena ia memiliki latar belakang lulusan MA dan MTs. Keluarganya pun sempat khawatir jika Yaqin harus membayar UKT jutaan rupiah saat ketika Yaqin dinyatakan lolos.
Untungnya, Yaqin mendapat UKT golongan 2 atau sebesar 1 juta rupiah. Lalu, Yaqin berhasil mendapatkan bantuan biaya pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (Bidikmisi).
Dengan adanya beasiswa Bidikmisi, Yaqin menganggap bahwa dirinya harus memberikan timbal balik yang baik kepada universitas. Yaqin pun mengikuti berbagai ajang kompetisi dan organisasi saat ia mulai menjadi mahasiswa baru.
Yaqin berhasil meraih medali perak dan dua perunggu pada Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON-MIPA) secara tiga kali berturut-turut sejak tahun 2020 hingga 2022.
Selain itu, ia pun sempat lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) hingga ia berhasil menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PINMAS). Yaqin mengatakan bahwa ia sudah aktif mengikuti lomba sejak duduk di Madrasah.
"Dulu memang sudah dapat medali di Kompetisi Sains Madrasah (KSM), tapi saat itu KSM masih terkesan hanya untuk lingkup Kementerian Agama (Kemenag). Meskipun di KSM juga termasuk berat karena pesertanya banyak yang udah dapat medali di OSN. Saya juga merasa memiliki utang jika belum mencapai target dengan berbagai dukungan dari sekolah, guru, dan teman-teman," ungkap Yaqin dalam situs UNS, dikutip Kamis (23/3/2023) seperti dilansir detikEdu.
Yaqin berpesan kepada anak muda di Indonesia untuk tidak takut gagal dan berani mengambil kesempatan. Menurutnya, tidak mendapatkan kesempatan lebih menyakitkan daripada kegagalan.
"Jangan takut gagal, kapan lagi punya kesempatan. Jangan sampai menyesal karena ada kesempatan tetapi kita tinggalkan gara-gara cuma takut gagal. Tidak ada kesempatan lebih menyakitkan daripada gagal," ujar Yaqin.
(aku/aku)