Demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten menewaskan 7 korban jiwa sejak Januari hingga Maret 2023. Jumlah kasus meninggal tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Dibanding minggu yang sama pada tahun sebelumnya, kasusnya sedikit di bawah. Namun kasus kematian jauh lebih tinggi," kata sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada detikJateng di Pemkab Klaten, Senin (20/3/2023) siang.
Dijelaskan Anggit, tahun ini jumlah kasus DBD di Klaten ada 93 kasus sampai dengan minggu ke-10. Dari jumlah itu ada 7 kasus kematian
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini sudah ada 7 kasus kematian. Tahun 2022 jumlah kasus DBD sampai dengan minggu ke-10 ada 100 kasus, tapi angka kematian hanya 1," jelas Anggit.
Dengan tingginya kasus kematian tersebut, Anggit mengimbau masyarakat waspada. Apalagi saat ini memasuki musim peralihan ke kemarau.
''Saat ini hujan mulai berkurang karena masuk peralihan ke kemarau. Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan," lanjut Anggit.
Genangan air, kata Anggit, harus diwaspadai mengingat nyamuk aedes aegypti bisa berkembang biak.
"Genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah berisiko jadi tempat berkembang biak nyamuk aedes. Untuk itu pemberantasan sarang nyamuk harus terus digiatkan," papar Anggit.
Pemberantasan sarang nyamuk bisa dengan mengubur barang bekas, menutup tampungan air, dan menguras tampungan air. Lingkungan juga harus bersih.
"Lingkungan juga harus dijaga kebersihannya. Termasuk memantau rumah-rumah kosong tak terawat di lingkungan yang selama ini menjadi salah satu tempat nyamuk bersarang,'' ujar Anggit.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan, Wahyuning Nugraheni menerangkan kasus DBD dipengaruhi beberapa faktor.
"DBD karena ada faktor host, agen dan lingkungan. Agen adanya vektor DBD, dimana manusia yang berperan penting dalam pemberantasan, faktor lingkungan karena kondisi lingkungan yang kurang bersih, dan host daya tahan tubuh yaitu perilaku dalam pencegahan penyakit," jelas Wahyuning kepada detikJateng.
(dil/aku)