.webp)
Putri sulung almarhum Tjahjo Kumolo, Rahajeng Widyaswari mengumumkan keinginannya untuk maju sebagai Caleg DPR 2024. Ajeng menyebut keinginan itu datang agar perjuangan ayahnya bisa dilanjutkan.
"Kiprah almarhum yang baik menurut saya akan sayang kalau putus di almarhum saya sebagai anaknya ya berkewajiban untuk meneruskan," ujar Ajeng saat ditemui di kediaman almarhum Tjahjo Kumolo, Semarang, Jumat (10/3/2023).
Ajeng sendiri sudah bergabung dengan PDI Perjuangan sejak September tahun lalu. Keputusan itu sudah diambil setelah mendapat dukungan dari keluarga terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PDI Perjuangan sendiri dipilih karena sudah membesarkan ayahnya. Dia merasa tak menghargai ayahnya bila berpindah partai.
"Yang saya tahu ya bapak besar sampai akhir hayat di PDI Perjuangan, alangkah tidak eloknya kalau menyeberang partai demi sebuah ambisi atau kedudukan. Kalau menurut saya itu sangat tidak menghargai almarhum," jelasnya.
Meski begitu, Ajeng mengaku tak pernah secara langsung dikader oleh ayahnya. Menurut Ajeng, Tjahjo Kumolo ingin anak-anaknya terjun ke politik atas keinginannya sendiri.
"Almarhum tidak gamblang mengkaderisasi anaknya mungkin seperti politikus-politikus lain kan banyak yang mengkader anaknya ya, kalau almarhum ini nggak, dia itu membebaskan anaknya untuk memilih jalannya," ujarnya.
Bawa Isu Perempuan dan Kesehatan
Keputusannya untuk maju di Pemilu 2024 untuk duduk di Senayan sudah bulat. Dia pun tak mempersoalkan akan ditempatkan di daerah manapun.
"Kalau Dapil sebenarnya saya nurut aja perintah partai, tapi kalau berkeinginan saya melanjutkan lah perjuangan yang dimulai almarhum di sini (Semarang)," katanya.
Saat ini, Ajeng juga mulai sibuk memperkenalkan diri ke masyarakat dan mendengar aspirasi mereka. Dia menyatakan akan membawa isu perempuan dan kesehatan.
"Perempuan dan kesehatan itu pasti menjadi headline cuma headline itu nggak mungkin mengurangi prioritas masalah yang lain. Masalah stunting kan ibu ketua umum sedang menggiatkan sekali ya jadi kita harus memerangi bagaimana agar Indonesia bebas dari stunting," jelasnya.
"Ibu Ketua (Megawati Soekarnoputri) menegaskan perempuan itu harus berani, perempuan itu harus maju, harus punya harkat dan harga diri, sudah tidak zamannya lagi perempuan itu jadi konco wingking cuma di dapur, sumur, kasur perempuan itu harus melek teknologi," tutur Ajeng.
(apl/ams)
