"Kamis (9/3) pagi kemarin semua material sisa bongkaran hilang dicuri. Yang ngambil mungkin Rabu (8/3) malam," ungkap pemilik rumah, Setyo Subagyo kepada detikJateng via telepon, Jumat (10/3/2023).
Dijelaskan Setyo, setelah menyetujui dengan terpaksa besaran UGR dirinya mulai merobohkan bangunan. Rabu pagi (8/3) semua kusen, teralis, pagar besi, dan lainnya dibongkar untuk diamankan.
"Rabu sore mulai lepas. Rabu malem kusen, tralis, pagar tangga, tampungan air stainless, pagar pintu samping, kandang burung kawat semua diangkut maling, bahkan tabung milik pekerja juga dicuri," jelas Setyo.
Atas kejadian pencurian itu, Setyo Subagyo mengaku tidak melaporkan ke polisi. Hanya saja dia mengaku heran dengan pencurian itu karena tampungan air cukup berat.
"Tandon air dan besi penyangga itu besar-besar tapi bisa diangkut juga. Pagar samping semua hilang, tinggal pagar besi depan," imbuh Setyo.
Diberitakan sebelumnya, rumah bertingkat di tepi jalan Klaten-Boyolali, Desa Kahuman Ngawen, Kabupaten Klaten, yang bertahan dari proyek tol Jogja-Solo-Kulon Progo akhirnya dibongkar. Rumah milik Setyo Subagyo itu diratakan dengan alat berat.
"Ini akan dibongkar, kemarin sudah dimulai dan ini hari kedua. Paling 3 hari sudah selesai," ungkap pengawas bongkar, Malik kepada detikJateng di lokasi, Jumat (10/3).
Menurut Malik, pembongkaran itu atas persetujuan dan perintah pemilik rumah. Untuk pembongkaran dikerahkan satu alat berat.
"Kita kerahkan satu alat berat. Iya (perintah pemilik), hari ini bangunannya," imbuh Malik.
Kasi Pengadaan Lahan BPN Klaten, Sulistyono menjelaskan pembongkaran bukan oleh pelaksana proyek tol. Pembongkaran dilakukan pemilik rumah setelah mengambil rekomendasi UGR.
"Yang bongkar pemilik rumah sendiri. Itu bukan eksekusi karena kemarin Pak Setyo sudah mengambil surat rekomendasi pencarian UGR-nya, jadi sudah setuju dengan UGR," ujar Sulistyono kepada detikJateng.
(apl/ams)