Sejarah Nisfu Syaban Lengkap dengan Artinya, Cek di Sini!

Sejarah Nisfu Syaban Lengkap dengan Artinya, Cek di Sini!

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Selasa, 28 Feb 2023 14:58 WIB
Muslim man praying in the mosque
Nisfu Syaban. Foto: Getty Images/iStockphoto/FOTOKITA
Solo -

Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Islam yang terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Terdapat satu malam mulia di bulan Syaban, yaitu Nisfu Syaban. Lantas, apa itu arti Nisfu Syaban dan bagaimana sejarahnya? Berikut penjelasannya.

Sebagai salah satu malam yang mulia, Nisfu Syaban sangat dinantikan oleh kaum muslim.Dikutip dari detikEdu, Selasa (28/02/2023), Rasulullah SAW menyebut malam Nisfu Syaban merupakan waktu pencatatan amal kebaikan setiap manusia.

قَالَ حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ ‏.‏ قَالَ ‏ "‏ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ ‏"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Usamah bin Zaid berkata. "Ya Rasulullah SAW, aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebanyak di bulan Sya'ban." Rasulullah SAW berkata, "Ini adalah bulan yang tidak banyak diperhatikan orang-orang antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan saat berbagai amalan diangkat kepada Allah SWT. Aku suka amalanku diangkat saat sedang berpuasa." (HR Imam An-Nasa'i).

Mengingat keutamaan tersebut, kaum muslim dianjurkan mengerjakan sederet amalan di malam Nisfu Syaban, seperti salat hingga berpuasa.

ADVERTISEMENT

Sejarah Nisfu Syaban

Dikutip dari buku Tanya Jawab Islam oleh Tim Dakwah Pesantren (2015), pada malam tanggal 15 Syaban atau Nisfu Syaban telah terjadi peristiwa penting dalam sejarah perjuangan umat Islam yang tidak boleh kita lupakan sepanjang masa, salah satunya adalah perintah memindahkan kiblat salat dari baitul Muqoddas yang berada di Palestina ke Ka'bah yang berada di Masjidil Haram, Makkah pada tahun kedelapan Hijriyah.

Untuk diketahui, sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah yang menjadi kiblat salat adalah Ka'bah. Kemudian, setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah, ia memindahkan kiblat salat dari Ka'bah ke Baitul Muqoddas yang digunakan orang Yahudi sesuai dengan izin Allah untuk kiblat salat mereka. Perpindahan tersebut dimaksudkan untuk menjinakkan hati orang-orang Yahudi dan untuk menarik mereka kepada syariat Al-Quran dan agama yang baru, yaitu agama tauhid.

Sayangnya, setelah Rasulullah SAW menghadap Baitul Muqoddas selama 16-17 bulan, ternyata harapan Rasulullah tidak terpenuhi. Orang-orang Yahudi di Madinah justru berpaling dari ajakannya, bahkan mereka merintangi Islamisasi yang dilakukan Nabi dan mereka telah bersepakat untuk menyakitinya. Mereka menentang Nabi dan tetap berada pada kesesatan.

Karena itu Rasulullah SAW berulang kali berdoa memohon kepada Allah SWT agar diperkenankan pindah kiblat salat dari Baitul Muqoddas ke Ka'bah lagi, setelah Rasul mendengar ejekan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Muhammad menyalahi kita dan mengikuti kiblat kita. Apakah yang memalingkan Muhammad dan para pengikutnya dari kiblat (Ka'bah) yang selama ini mereka gunakan?"

Ejekan tersebut kemudian dijawab oleh Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 143 yang artinya:

"Dan kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu, melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot."

Dan pada akhirnya Allah memperkenankan Rasulullah SAW memindahkan kiblat salat dari Baitul Muqoddas ke Ka'bah sebagaimana firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 144.

Arti Nisfu Syaban

Dikutip dari laman resmi NU, Nisfu Syaban merupakan salah satu hari atau malam yang istimewa. Hal ini karena pada malam tersebut, diyakini semua dosa akan dihapuskan bagi mereka yang memohon ampun. Adapun malam Nisfu Syaban adalah malam 15 Syaban.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW, "Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya" (HR al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman).

Demikian penjelasan mengenai sejarah Nisfu Syaban lengkap dengan arti dari malam 15 Syaban tersebut. Semoga bermanfaat, Lur!




(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads