Kepergian Bambang Ristiyanto (sebelumya ditulis Kristanto,-red) secara misterius membuat keluarganya kebingungan. Berbagai upaya dilakukan untuk mencarinya, setelah dia meninggalkan motornya di tepi Kali Dengkeng, Klaten. Setelah 17 hari menghilang, pria itu pulang berjalan kaki dan membawa cerita yang ganjil. Ini kisahnya.
Diberitakan detikJateng sebelumnya, pria 48 tahun asal Dusun Gunung Mojo, Desa Ringin Putih, Karangdowo, Klaten, ini dilaporkan menghilang pada Rabu, 8 Februari 2023. Kala itu motornya ditemukan di tepi Sungai Dengkeng, Desa Karangjoho, Karangdowo.
Sempat diduga tenggelam atau hanyut di Sungai Dengkeng, pencarian Bambang pun melibatkan tim penyelam. Penyisiran pun sempat diperluas hingga ke Bengawan Solo. Sepulangnya ke rumah, dia memberikan kisah perjalanannya yang tak biasa-biasa saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemui detikJateng di rumahnya, Senin (20/2), Bambang mengaku berjalan kaki usai meninggalkan motornya di Kali Dengkeng. Dia mengaku berjalan menyusuri sungai mengarah ke wilayah Kecamatan Delanggu.
"Saya jalan lewat tepi sungai, ya ketemu orang. Saya ke Juwiring, lalu Delanggu. Lewatnya Desa Tambak (utara Desa Ringin Putih), sendirian," kata Bambang, Senin (20/2/2023).
selama 17 hari menghilang itu, dia mengaku hanya berjalan kaki sendirian. "Tidak ada yang ngajak pergi, saya sendiri pergi," ujarnya.
"Orang lewat itu memfoto-foto saya. Jadi kalau saya dicari banyak orang mestinya sudah pada tahu," imbuh dia.
Selama itu Bambang tak makan nasi. Sebab dia tidak membawa uang dan bekal. Dia pun hanya makan dedaunan di jalan. "Saya makan daun bayam dan kenikir itu. Minum yang minum air belik yang ada. Saya neduh (berteduh) di bawah pohon," terangnya.
Sebelum menghilang secara misterius, ternyata Bambang sempat mengunjungi makam kuno yang tak jauh dari rumahnya. "Malam Jumat itu saya kirim doa," kata Bambang.
Pengakuan Bambang soal makam ini pun dibenarkan Kades Ringin Putih Muhammad Ridwan. Ridwan mengatakan makam itu berada di selatan dapur rumah Bambang. Makam ini pun bukan makam umum.
"Itu konon makam Mbah Jiwo, tapi lokasinya bukan makam umum," terang Ridwan.
Menurut Ketua RT 03 RW 06 Gunung Mojo, Desa Ringin Putih, Pardoyo, makam kuno itu merupakan makam keluarga yang sudah tak terawat. "Asal usulnya saya tidak tahu, tahunya sudah begitu. Makam umum di sini makam dibersihkan kalau ada trahnya," terang Pardoyo.
(dil/ahr)