5 Fakta soal Ular Piton yang Ternyata Bisa Puasa hingga Berbulan-bulan

Genis Naila Alfunafisa - detikJateng
Kamis, 23 Feb 2023 09:24 WIB
5 Fakta soal Ular Piton yang Ternyata Bisa Puasa hingga Berbulan-bulan. Ilustrasi ular piton. Foto: iStock
Solo -

Dari beberapa jenis ular yang ada di dunia, ular piton merupakan salah satu yang kerap menarik perhatian karena ukurannya yang besar. Tak hanya soal ukurannya, hewan melata ini juga memiliki fakta-fakta menarik hingga mampu puasa berbulan-bulan.

Dilansir website Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dlhk.jogjaprov, Selasa (22/2/2023) Ular piton biasa dikenal dengan nama sanca kembang atau sanca (Jawa), sawah-n-etem (Simeuleu), ular petola (Ambon), reticulated python atau retics (Inggris). Hewan melata ini merupakan ular dari keluarga Pythonidae. Sanca kembang diketahui merupakan ular yang terpanjang di dunia dibandingkan dengan jenis ular lainnya, termasuk Anaconda (Eunectes) yang merupakan ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan.

Di dalam situs itu disebut penemuan ular sanca terpanjang berada di Balikpapan, Kalimantan Tengah dengan ukuran 6,95 m. Namun belakangan seperti diketahui, ada ular piton sepanjang 8 dan 9 meter yang ditemukan di Muna Barat, Sulawesi Tenggara.

Fakta selanjutnya, ular sanca kembang dapat berusia hingga 25 tahun lamanya.

Lalu, apa saja fakta unik mengenai ular piton? Berikut daftar fakta ular piton yang bahkan bisa berpuasa hingga berbulan-bulan:

1. Klasifikasi Taksonomi dan Nama Ilmiahnya

  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Kelas : Reptilia
  • Ordo : Squamata
  • Sub-ordo : Serpentes
  • Famili : Pythonidae
  • Genus : Malayopython
  • Spesies : Malayopython reticulatus (Schneider, 1801)

Nama ilmiah ular piton awalnya adalah Python reticulatus, tapi sekarang disebut dengan Malayopython reticulatus

2. Morfologi Tubuh dan Musim Kawin

Ular sanca kembang memiliki pola lingkaran besar yang berbentuk jala atau disebut sebagai reticule yang tersusun atas warna-warna hitam, kecokelatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya.

Di daerah Asia, musim kawin ular sanca kembang berada di bulan September sampai Maret. Ular ini hanya bertelur dua sampai empat tahun sekali.

Namun uniknya, hewan ini dapat bertelur 10-100 butir dengan rata-rata 24 butir dalam sekali. Telur-telur tadi akan dierami induknya hingga menetas selama 80-90 hari, bahkan bisa sampai lebih dari 100 hari dengan suhu pengeraman sekitar 31-32. Namun sayangnya, setelah menetas telur-telur ular piton yang sudah menetas akan dilepas ke alam begitu saja.

3. Habitat dan Tempat Hidup Ular

Ular sanca kembang hidup di hutan-hutan di Asia Tenggara, mulai dari Kepulauan Nikobar, Burma hingga ke Indochina, ke selatan melewati Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara hingga Sulawesi dan ke utara hingga Filipina.

Ular ini berhabitat di hutan-hutan hujan tropis yang lembab, hutan, padang rumput, semak belukar, bahkan perkebunan. Biasanya, keberadaan ular bergantung pada ketersediaan air, sehingga ular sanca ini sering ditemui di aliran-aliran air seperti sungai, kolam, atau rawa.

4. Tidak Berbisa, tapi Melumpuhkan Mangsa hingga Puasa Berbulan-Bulan

Mangsa utamanya adalah mamalia kecil seperti burung dan reptil lainnya. Dari beberapa kasus yang ada, ular sanca kembang yang berada di lingkungan warga dilaporkan memangsa ternak seperti ayam, kambing, bahkan sapi. Faktanya, ular jenis ini tidak aktif memburu tapi menunggu mangsa yang lewat.

Perlu diketahui, ular sanca tidak memiliki bisa. Hewan ini cenderung melumpuhkan mangsanya dengan melilitkan tubuhnya kuat-kuat (constricting) hingga mangsa itu mati karena kehabisan napas.

Bahkan, tulang-tulang mangsa dimungkinkan patah dan remuk karena lilitan tersebut dan memudahkan ular itu untuk menelannya bulat-bulat dimulai dari kepalanya.

Uniknya, setelah berhasil memakan mangsa yang besar, ular jenis ini akan berpuasa beberapa hari bahkan berbulan-bulan hingga merasa lapar lagi.

5. Perburuan dan Upaya Perlindungan

Perburuan merupakan ancaman terhadap populasi ular sanca kembang yang terbesar. Ular jenis ini diburu untuk diambil kulitnya dan dijadikan sebagai bahan baku tas, sepatu, ikat pinggang dan sejenisnya. Setiap tahunnya, diperkirakan lebih dari 500.000 potong kulit ular sanca telah diperdagangkan. Sebagian berasal dari Indonesia. Diperkirakan, sepertiga jumlah dari ular yang tertangkap tersebut merupakan ular betina dengan usia produktif (Sheine et.al., 1999).

Menurut PP No. 7 tahun 1999 ataupun Permen LHK No. 106 tahun 2018, sanca kembang belum termasuk sebagai satwa yang dilindungi. CITES memasukkannya dalam Appendiks II. Dalam IUCN Redlist, satwa ini berstatus Least Concern atau Resiko Rendah, dengan kecenderungan populasi saat ini belum diketahui. Namun, populasi individu dewasa diperkirakan mengalami penurunan. Oleh karenanya, diperlukan upaya serius untuk mencegah kepunahannya di masa mendatang.

Artikel ini ditulis oleh Genis Naila Alfunafisa peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Video: Petani Lansia di Buton Selatan Tewas Ditelan Ular Piton"

(sip/sip)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork