Seorang wanita anak dari ketua sekte sesat Fundamentalis Church of Jesus Christ and the Latter-Day Saints (FLDS) di Florida, AS, Warren Jeffs, mengungkap kisah kelam masa kecilnya. Wanit abernama Sarah Thompson menceritakan kehidupan masa kecilnya dalam belenggu poligami ayahnya yang memiliki 78 istri.
Dikutip Wolipop, Selasa (14/2/2023), Sarah kini berusia 20 tahun. Sarah kecil hidup di kawasan yang hanya berisi keluarganya sendiri.
Awalnya Sarah ikut meyakini bahwa sang ayah adalah sosok nabi. Saat itu dia harus bangun subuh untuk memberi makan ternak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehidupan masa kecilnya sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Sarah bahkan bertugas mencuci piring yang dipakai 132 orang. Dia bisa bekerja mencuci piring hingga berjam-jam.
Jalani Kelas Propaganda
Sarah juga harus mengikuti kelas propaganda menyesatkan yang diatur oleh Warren pada malam harinya. Warren akan mengadakan kelas untuk orang 'dewasa'. Namun siapapun yang berusia di atas 12 sudah ikut kelas tersebut.
Sarah mengaku bertahan dalam ajaran sesat ayahnya sendiri itu hingga tahun 2012. Sementara setahun sebelumnya, Warren masuk penjara atas kasus sekte sesat dan pemerkosaan anak.
Meski Warren dipenjara, sekte sesatnya masih terus berjalan. Bahkan, Warren justru lebih ketat mengendalikan sektenya dari dalam penjara melalui sambungan telepon.
Sikap ini dilakukan Warren karena merasa kehilangan kekuatannya. Sarah terjebak di tengah-tengah situasi kelam itu.
Ayah Sarah Nikahi Wanita di Bawah Umur
Warren menikahi perempuan-perempuan di bawah umur. Warren bahkan pernah menikahi gadis berusia 12 tahun. Sementara ibu Sarah dinikahi Warren ketika berusia 19.
Sarah Pernah Hampir Diminta Menikah saat 12 Tahun
Sarah pernah dipersiapkan menikah pada usia 12. Namun saat Sarah berusia 15, ibunya memberitahu bahwa sang ayah bukanlah seorang nabi. Ibu Sarah mengungkap semua khotbah Warren adalah kebohongan besar.
"Sepanjang hidupku aku diberitahu hal-hal yang tidak benar, dan ayah adalah seorang penjahat," ucap Sarah.
Takut saat Mulai Jalani Kehidupan Normal di Luar Sekte
Sarah mengaku ada ketimpangan besar dalam hidupnya setelah dia menjalani hidup normal, keluar dari sekte sesat ayahnya. Sarah bahkan tidak mengetahui ada sebuah permen.
Lahir dan besar di lingkungan beracun tersebut membuat Sarah kini mempertanyakan dan menyesali banyak hal.
"Aku senang tapi aku takut. Aku tidak berada di sekitar orang selama ini, aku sangat pemalu. Aku tidak bisa bicara normal. Aku tidak tahu apa itu permen," ungkapnya.
(sip/sip)