Kesaksian Pelajar Asal Semarang Korban Gempa Turki M 7,8 Ngungsi di Kampus

Internasional

Kesaksian Pelajar Asal Semarang Korban Gempa Turki M 7,8 Ngungsi di Kampus

Tim detikEdu - detikJateng
Selasa, 07 Feb 2023 17:20 WIB
Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Menjadi Lebih dari 5.000 Orang
Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Menjadi Lebih dari 5.000 Orang (Foto: Reuters)
Solo -

Pelajar asal Semarang Hammam Ishthifaulloh mengungkapkan ngerinya gempa Turki M 7,8 yang berpusat di Provinsi Kahramanmaras. Apartemen yang ditempati mahasiswa asal Idnoensia runtuh, dan mereka harus mengungsi di kampus.

Dilansir detikEdu, Hamam adalah Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaras. Hammam menceritakan momen mengerikan saat gempa itu mengguncang Turki di tengah musim salju.

"Kebetulan apartemen saya sendiri yang runtuh. Saat itu saya berdua dengan teman saya, dua orang lagi sedang di rumah teman. Teman saya kan matanya minus, nggak sempat bawa kaca mata, jadi saat lari kena reruntuhan apartemen, posisi di luar juga hujan, dingin karena sedang musim salju. Baru sejaman ada ambulans yang membantu mengangkut ke rumah sakit," tutur Hammam saat dikontak detikEdu, Selasa (7/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hammam menuturkan temannya yang tertimpa reruntuhan itu mengalami luka ringan, lecet, dan memar. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, mereka memutuskan mengungsi ke kampus.

"Ini sudah pulang ke kampus, karena teman saya dan saya nggak betah di rumah sakit karena melihat banyak darah," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Hammam dan sejumlah pelajar Indonesia lainnya pun harus bertahan dengan pakaian seadanya yang menempel di badan dan makanan maupun obat-obatan seadanya. Dia mengatakan belum ada bantuan dari pemerintah yang diberikan ke kampus Kahramanmaras Sutcu Imam Universitesi tempat Hammam mengungsi.

"Logistik di kampus bukan tenda resmi dari pemerintah, ini orang-orang Turki yang inisiatif, belum ada bantuan pemerintah datang ke sini. Makan dari orang Turki, ikut mencari-cari makanan karena nggak ada bantuan. Sudah ditransfer dana oleh KBRI, tapi mau beli makanan di mana, nggak ada yang jual," kata dia.

Dia mengatakan listrik di kampusnya masih menyala, namun untuk mengisi ulang baterai gawai harus mengantre. Oleh karenanya pemakaian gawai sangat dihemat. Sedangkan tenda pengungsian yang difasilitasi pemerintah Turki berada di pusat kota Kahramanmaras yang berjarak puluhan kilometer.

"Teman-teman pelajar Indonesia di kampus ada 40-an orang, sedangkan di pengungsian pusat kota, pelajar Indonesia ada 9 orang," tuturnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Kini, Hammam dan teman-teman pelajar Indonesia sedang menunggu tim evakuasi dari KBRI Ankara sambil bertahan dengan segala keterbatasan.

"KBRI Ankara tadi mengabari jam 5 (pagi) dari Ankara udah berangkat, belum tahu nyampe sini jam berapa, mungkin jam 1 siang Waktu Turki. Di jalan arah ke kota banyak yang retak jalannya," ucap dia.

Data terbaru Gempa Turki M7,8 pada Senin (6/2) kemarin sudah menelan 4.300 korban jiwa, demikian dilansir detikNews. KBRI Ankara menerima permintaan evakuasi dari 104 WNI di Turki pascagempa M 7,8. Permintaan evakuasi terbanyak dari Gaziantep dan Kahramanmaras.

Dubes RI untuk Turki Lalu M Iqbal bersama tim KBRI Ankara menuju Gaziantep pada dini hari waktu setempat untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan tahap I dari pemerintah RI. Bantuan tersebut berupa 1 kontainer bahan makanan yang akan diserahkan ke Bulan Sabit Turki (Kizilay). Lalu menyampaikan dari Gazianteptim akan dibagi 4 kelompok untuk melakukan evakuasi WNI di Gaziantep, Hatay, dan Dyatrbakir.

"Para WNI akan dievakuasi ke Ankara untuk ditampung sementara dan dirawat di rumah sakit di Ankara bagi yang membutuhkan perawatan," katanya.

Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)


Hide Ads