Bangunan Grha Bung Karno yang dibangun Pemkab Klaten dengan anggaran Rp 90 miliar disorot. Gara-garanya patung Bung Karno yang ada di depan gedung itu dinilai tidak proporsional.
Pemkab Klaten lantas meminta kepada kontraktor untuk melakukan perbaikan terhadap patung tersebut.
"Masih masa pemeliharaan. Kita tetap minta disempurnakan," jelas Sekda Kabupaten Klaten, Jajang Prihono kepada detikJateng di Pemkab Klaten, Senin (5/2/2023) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jajang, selama bangunan itu masih dalam masa pemeliharaan, tanggung jawab masih di berada tangan kontaktor. Tidak hanya patung, tetapi semua yang dinilai tidak sesuai spek.
"Selama itu kita anggap belum sesuai spek yang kita harapkan ya kita minta disempurnakan. Sudah ada beberapa titik perbaikan," kata Jajang.
Plt Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten, Suryanto ditemui usai rakor di Pemkab membenarkan ada permintaan perbaikan patung tersebut.
"Kita terus merevisi, ini masih masa pemeliharaan, itu kan jadi satu sama gedung. Kemarin PPKom sudah berkoordinasi, baik dari sisi postur tubuh dan wajah terus kita komunikasikan untuk penyempurnaan," jelas Suryanto kepada detikJateng.
Menurut Suryanto, perbaikan akan dilakukan terutama postur tubuh dan wajah. Wajah sejauh ini sudah detail tetapi untuk postur tubuh memang dinilai tidak proporsional.
"Terutama postur tubuhnya. Untuk wajah sudah hampir mendekati tapi untuk postur tubuh kurang proporsional. Sudah ada permintaan dan mereka sanggup karena masih masa pemeliharaan," papar Suryanto.
Diberitakan sebelumnya, patung Bung Karno di pintu masuk gedung Grha Bung Karno yang dibangun Pemkab Klaten dengan anggaran Rp 90 miliar jadi sorotan. Patung proklamator tersebut dinilai tidak proporsional bentuknya.
"Masyarakat kecewa sekali karena tokoh proklamator divisualkan dalam bentuk yang tidak proporsional. Dilihat langsung saja ke lokasi," ungkap Wakil Ketua DPRD Klaten, Marjuki kepada detikJateng, di kantor DPRD Klaten, Jumat (3/2/2023).
Marjuki menyatakan masyarakat wajar kaget dengan patung Bung Karno di depan pintu gedung Grha. Sebab masyarakat selama ini sudah hafal dengan lekuk tubuh Bung Karno.
"Masyarakat itu kan sudah familiar dengan foto Soekarno jadi tahu lekuk lekang wajah, proporsi tubuh, tangan sampai baju Bung Karno. Ketika divisualkan dalam bentuk patung tapi tidak sesuai dengan yang dihafal maka kecewa," jelas Marjuki.
(ahr/dil)