Profil Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Ternama yang Ulang Tahun Hari Ini

Profil Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Ternama yang Ulang Tahun Hari Ini

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Senin, 06 Feb 2023 13:16 WIB
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer. Foto: detikcom
Yogyakarta -

Pramoedya Ananta Toer atau yang kerap disapa Pram adalah sosok sastrawan legendaris Indonesia yang lahir di Blora, Jawa Tengah. Hari ini, 6 Februari 2023, para penggemarnya (Pramis) memperingati hari ulang tahun penulis hebat itu di rumah masa kecil Pram.

Sosok Pram dikenal sebagai penulis atau sastrawan Indonesia yang aktif dan berani dalam menyuarakan kritik beragam topik melalui karya tulisannya. Kepopuleran karyanya membuat seorang lelaki kelahiran Blora tersebut memiliki banyak penggemar.

6 Februari adalah hari lahir Pram. Para Pramis, Lembaga Konservasi Lingkungan Hijau Blora Indonesia, DLH Blora, dan Perpustakaan Pataba (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa) menggelar bakti lingkungan pramis dengan bersih-bersih di halaman rumah masa kecil Pram, untuk memperingati hari ulang tahun Pram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Pramoedya Ananta Toer

Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, Pramoedya Ananta Toer adalah sosok pengarang novel tahun 1940-an. Salah satu novelnya adalah Keluarga Gerilya dan Perburuan. Pram lahir di Blora, Jawa Tengah, tanggal 6 Februari 1925 dan meninggal di Jakarta 30 April 2006.

Adapun nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, nama ini tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora.

ADVERTISEMENT

Oleh karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasa terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer" sebagai nama keluarganya.

Pendidikan Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer duduk di sekolah rendah (sekolah dasar) Instituut Boedi Oetomo di Blora lalu melanjutkan pendidikannya selama satu setengah tahun di sekolah teknik radio Surabaya (Radiovakschool Surabaya) pada tahun 1940-1941.

Saat itu, dia tidak memiliki ijazah dari sekolah itu karena ijazah yang dikirimkannya ke Bandung untuk disahkan tidak pernah diterima kembali akibat kedatangan Jepang ke Indonesia pada awal tahun 1942.

Pada Mei 1942, Pramoedya Ananta Toer meninggalkan Rembang dan Blora untuk pergi ke Jakarta. Dia bekerja di Kantor Berita Domei. Sambil bekerja, ia mengikuti pendidikan di Taman Siswa (1942-1943), kursus di Sekolah Stenografi (1944-1945) lalu menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Islam Jakarta (1945) dan mengambil mata kuliah Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah.

Karya Paramoedya Ananta Toer

Nama Pram melambung tinggi usai karya bukunya sukses dibaca oleh banyak orang. Berikut ini daftar karya Pram:

1. Bumi Manusia (1980)
2. Anak Semua Bangsa (1980),
3. Jejak Langkah (1985),
4. Rumah Kaca (1988)
5. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995)
6. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1996),
7. Arus Balik (1995),
8. Arok Dedes (1999),
9. Larasati (2000).
10. Cerita dari Blora
11. Perburuan, Korupsi,
12. Keluarga Gerilya,
13. Panggil Aku Kartini Saja.

Penghargaan Pramoedya Ananta Toer

Semasa hidupnya yang berkutat dengan novel dan menulis, Pram sudah meraih 16 penghargaan di antaranya:

1. Penghargaan Balai Pustaka (1951) dan tahun 1995 menerima
2. Hadiah Magsaysay dari Filipina.
3. PEN International (1998),
4. Gelar kehormatan Doctor of Humane Letters dari Universitas Michigan tahun (1999),
5. Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, (2000)
6. Norwegian Authors' Union Award, atas sumbangsih intelektualnya.

Demikian profil Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan yang lahir di Blora.




(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads