Alumni SMA Negeri (SMAN) 1 Kota Semarang protes kepada kepala sekolah karena penebangan pohon-pohon berusia tua di lingkungan sekolahan tersebut. Berita tersebut menarik perhatian pembaca detikJateng sepekan terakhir. Berikut rangkumannya.
Alumni Pertanyakan Penebangan Pohon
Alumni SMAN 1 Semarang, Aljiro atau Alumni Siji Loro, protes kepada kepala sekolah karena penebangan pohon berusia tua. Alumni menyoroti keberadaan pohon yang berada di kawasan cagar budaya serta memiliki nilai sejarah bagi para alumni.
"Seharusnya dari pihak sekolah mempertimbangkan pohon cagar budaya ini layak ditebang apa tidak, sehingga tidak terjadi miskomunikasi dari pihak sekolah dan alumni. Meskipun pohon ini berada di lingkungan SMA Negeri 1 tapi pohon ini masuk dalam wilayah cagar budaya," kata Dewan Penasihat Aljiro Alumni Tahun 1969, Farid Widodo, Senin (30/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumni Aljiro Tahun 1983, Nunus Aryo juga menegaskan pohon tersebut usianya sudah lebih dari 50 tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Jika dikomunikasikan dengan benar, seharusnya ada antisipasi bahaya tanpa harus menebang habis pohon.
"Kita punya HSE (Health, Safety, and Environment) atau K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), jalankan. Misal sebelum musim hujan ranting dipapas. Ini berapa miliar kalau dijual, jangan harganya ya, ini lihat umurnya," jelas Nunus.
Nunus mengatakan upaya hukum terkait kasus ini menjadi pilihan karena nilai histori pohon-pohon tersebut.
"Di balik apa-apa kita nggak tahu ada maksud tersembunyi atau apa. Bisa pasal berlapis di antaranya mengenai heritage, kemudian mengenai prosedur penebangan yang keliru," jelasnya menyinggung soal somasi yang dilayangkan.
Aljiro atau Alumni Siji Loro (dulu SMAN 1 dan 2 Semarang menjadi satu, red) yang diketuai oleh Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji melayangkan somasi pada 27 Januari 2023 lalu. Dalam surat somasi tersebut disebutkan jumlah dan jenis pohon yang sudah ditebang yaitu trembesi besar 3 pohon, mahoni 5 pohon, jati 3 pohon, ketapang 7 pohon, mangga 1 pohon, dan glodog 4 pohon.
Penjelasan Kepsek
Kepala SMAN 1 Kota Semarang, Kusno angkat bicara soal penebangan pohon yang berujung somasi dari alumni itu.
"Kena pagar sekolah dan mobil, kebetulan punya alumni. Kemudian kami berpikir dilakukan pemotongan ranting supaya tidak menimbulkan bencana berikutnya," kata Kusno.
Hal ini disampaikan dalam momen mediasi dengan alumni, Senin (30/1).
Dalam sambutannya, Kusno sembari memperlihatkan foto ranting menimpa mobil. Kusno menjelaskan ranting pohon yang patah menimpa kendaraan maupun rumah warga. Selain itu ada permintaan warga terkait pohon yang rawan tumbang.
Kusno menjelaskan dia telah menggelar rapat yang dihadiri babinsa dan bhabinkamtibmas terkait penebangan pohon-pohon tua itu. Selain itu penebangan pohon juga dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menurutnya setelah pohon-pohon ditebang, maka penggunaan lapangan di sekitarnya akan dimaksimalkan. Wilayah itu, kata Kusno juga bakal direboisasi.
"Setelah pohon dipotong ada rancang bangun agar lapangan bisa lebih berdaya guna," ujarnya.
Penebangan Pohon Dihentikan
Usai audiensi, Kusno mengatakan pihaknya berupaya menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Menurutnya, pertemuan cukup produktif yang kemudian salah satu keputusannya menghentikan penebangan pohon untuk pohon yang masih berdiri.
"Dihentikan, sudah selesai dan akan ditata ulang lingkungan untuk kebutuhan siswa. Untuk olahraga, ujian," kata Kusno.
Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.