Heboh Cak Nun 'Kesambet' Sebut Jokowi Firaun, Wamenag Beri Pesan Begini

Nasional

Heboh Cak Nun 'Kesambet' Sebut Jokowi Firaun, Wamenag Beri Pesan Begini

Tim detikNews - detikJateng
Jumat, 20 Jan 2023 14:35 WIB
Wamenag Zainut Tauhid
Wamenag Zainut Tauhid (Foto: Kemenag)
Solo -

Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengaku kesambet usai mengibaratkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti Firaun. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi mengimbau siapa pun agar tidak menyerang kehormatan Presiden dan Wakil Presiden di depan umum.

"Saya mengimbau kepada siapa pun khususnya penceramah agama untuk tidak menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri Presiden dan/atau Wakil Presiden di depan umum. Apa pun alasannya, tindakan tersebut tidak dibenarkan menurut ajaran agama dan ketentuan hukum," kata Zainut, seperti dikutip dari detikNews, Jumat (20/1/2023).

Zainut mengatakan kebebasan berpendapat, apakah itu kritik maupun saran, hendaknya dilakukan secara santun, bijak, dan menghormati etika. Dia meminta kritik maupun saran jangan disampaikan dengan cara yang sarkastik serta melanggar norma susila, hukum, dan agama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zainut pun mengimbau para penceramah agama atau pendakwah dan tokoh agama hendaknya menjadikan mimbar ceramah sebagai ruang edukasi publik. Setiap tokoh agama, ulama, hingga penceramah agama mengemban tugas mulia sebagai ahli waris para nabi (waratsatul ambiya) untuk menjalankan tugas mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran lewat jalan dakwah.

Oleh karena itu, lanjut Zainut, tugas dakwah harus dilakukan dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dakwah harus disampaikan dengan hikmah penuh kebijaksanaan, mau'idhah hasanah dengan pesan-pesan yang baik, dan mujadalah hasanah, yakni berdiskusi atau bertukar pikiran dengan cara yang santun dan bijak.

ADVERTISEMENT

"Saya kira ketiga hal tersebut bersifat umum yang semua penceramah agama sudah sangat memahaminya, hanya penerapannya yang dibutuhkan kesadaran dan tanggung jawab," ujar Zainut.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini menegaskan demi tugas dakwah yang mulia, ceramah tidak boleh mengungkap kata kasar, menebarkan ujaran kebencian, hoaks, fitnah, adu domba, dan berlaku tidak adil.

Dia lalu mengutip firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Maidah ayat 8. Petikan surat itu mengingatkan tentang jangan sampai karena kebencian atau ketidaksukaannya terhadap orang lain menjadikan tidak bisa berbuat adil.

"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".




(ams/sip)


Hide Ads