Prasasti batu berbentuk oval menyerupai telur ditemukan di Dusun Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah. Prasasti batu kali tersebut ditemukan tahun 2020 tetapi belum terbaca sampai kini.
"Ditemukan hari Jumat tanggal 18 Desember tahun 2020. Lalu dibawa ke sini (dusun)," ungkap sekretaris kelompok pegiat cagar budaya Dusun Nglumbang Dungik (KPCB ND), Widodo, kepada detikJateng, Minggu (8/1/2023).
Widodo menjelaskan batu prasasti tersebut ditemukan di tepi jalan. Posisinya terpendam dan hanya terlihat sedikit sebagiannya di permukaan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditemukan terpendam dan terlihat sedikit, juga tidak ada batu lainnya. Lokasinya di sisi selatan temuan struktur batu bata kemarin," jelas Widodo.
Prasasti itu, sambung Widodo, pernah dibawa ke Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten. Tapi sampai saat ini belum terbaca.
"Dibawa ke Disbud itu tanggal 21 Desember 2020 dan kembali belum lama sekitar setengah tahun lalu. Tidak terbaca, kondisinya masih sama," kata Widodo.
Ketua KPCB ND, Agus Purwonugroho, menceritakan batu prasasti tersebut ditemukan saat warga hendak mengecor jalan di selatan situs Nglumbang Dungik.
"Batu itu muncul lalu dibongkar, ditinggal pulang dan baru satu minggu kena hujan baru kelihatan itu (tulisannya). Awalnya ya dikira batu biasa," tutur Agus.
"Tidak ada pemberitahuan hasilnya sama sekali. Ya belum lama," imbuh Agus.
Humas komunikasi pegiat cagar budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan batu prasasti tersebut pernah dibaca beberapa epigraf. Namun hingga saat ini baru terbaca satu kata.
"Kalau terjemahan baru terbaca beberapa aksara berbunyi Srawana atau bulan Juli-Agustus (bahasa Sansekerta) sama angka 3 atau 8 karena sudah aus sekali. Dibaca epigraf dari Temanggung, Agung Sambodo, juga langsung ke sini," terang Hari.
Batu prasasti, ungkap Hari, biasanya merupakan penanda. Bisa untuk pembebasan lahan untuk bangunan suci di lokasi.
"Kemungkinan untuk pembebasan tanah di sini mengingat ada bekas bangunan suci (situs Nglumbang Dungik di baratnya sekitar 200 meter). Menurut epigraf ini seperti prasarti Jawa Timuran, dari batu kali dan menurut paleografi itu dari tahun 800-an Masehi," imbuh Hari.
Pantauan detikJateng, batu tersebut berupa batu kali atau sungai berwarna cokelat kekuningan. Panjangnya sekitar 20 centimeter dengan diameter sekitar 10 sentimeter.
Jika dilihat dari dekat tidak jelas ada goresan tetapi jika dilihat dari jarak sekitar tiga meter baru terlihat. Goresan huruf hanya di satu sisinya.
Kabid Kebudayaan Disbudporapar Pemkab Klaten, Widowati mengungkap alasan prasasti itu belum terbaca.
"Belum terbaca karena batunya sudah aus di permukaan. Itu kendalanya," jelas Widowati saat diminta konfirmasi detikJateng.
Sebelumnya diberitakan, sebuah batu sungai misterius yang berukir mirip tulisan di Klaten dan angka ditemukan di dekat aliran sungai di persawahan Klaten. Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta menyebut batu tersebut adalah prasasti.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Menurut Baskoro, tim Balai Arkeologi sudah mengecek batu tersebut di kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten. Tim sudah mengambil foto dan melakukan pengukuran dimensi.
Di lokasi penemuan batu berukir mirip tulisan di Dusun Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, juga ditemukan gundukan batu bata dan Yoni di dekat makam.
"Di dekat makam ada gundukan batu bata dan Yoni. Ini bisa memperkuat jika batu itu adalah prasasti," terang Baskoro.
Simak Video "Video: Wujud Batu yang Diduga Prasasti Cikapundung di Tengah Gang"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)