Satu rumah bertingkat di tepi jalan Klaten-Boyolali, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Klaten, masih utuh di tengah proyek tol Jogja-Solo. Sebab, pemiliknya menolak uang ganti rugi (UGR) sekitar Rp 3,5 miliar. Begini penampakan area di sekitar rumah itu sebelum dan sesudah ada proyek tol.
(Silakan geser tanda panah kanan dan kiri pada tampilan visual di atas untuk melihat lokasi sekitar rumah bertingkat itu dari rekaman Google Maps pada Oktober 2022).
Dilihat dari rekaman citra satelit yang diakses detikJateng dari situs Living Atlas, pada tahun 2017-2021, rumah bertingkat itu masih bersebelahan dengan sejumlah bangunan. Tepat di timur rumah bertingkat itu ada bangunan rumah sekaligus bengkel las.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan di barat rumah bertingkat itu, ada sepetak sawah dan tiga bangunan lain. Tiga bangunan itu ialah satu rumah kosong, satu rumah toko (ruko), dan satu warung bakmi Jawa. Di seberang warung bakmi Jawa itu juga terlihat masih ada bangunan warung soto.
Dari tangkapan layar situs Living Atlas, begini penampakan area sekitar rumah bertingkat di Desa Kahuman itu pada 2021, atau sebelum ada proyek tol Jogja-Solo.
![]() |
Diolah detikJateng dari situs Living Atlas, berikut timelapse atau serangkaian foto selang waktu di areal sekitar rumah bertingkat itu dari rekaman satelit pada 2017 hingga 2022.
![]() |
Kini, bangunan di sekitar rumah bertingkat itu telah rata dengan tanah. Begitu pula dengan beberapa petak sawah di sisi barat dan di belakang rumah bertingkat itu. Berikut citra satelit kondisi terkini di sekitar rumah bertingkat di Desa Kahuman itu, dilihat dari Google Maps.
![]() |
"Bangunan-bangunan di sekitar rumah bertingkat itu mulai diratakan dengan tanah sekitar Juni-September 2022," kata Prasetya (30), salah satu warga Kecamatan Ngawen kepada detikJateng, Jumat (30/12/2022).
Pantauan detikJateng, Jumat (23/12), rumah bercat hijau milik Setyo Subagyo itu belum tersentuh proyek tol. Sementara rumah-rumah lainnya telah rata dengan tanah.
Rumah di atas lahan seluas sekitar 500 meter persegi itu masih seperti sedia kala. Di balik pagar besinya, pohon buah-buahan di halamannya masih rimbun. Jendela di lantai duanya tampak terbuka meski tidak dihuni.
Di belakang rumah dan di barat rumah, deru alat berat dan truk molen proyek tol kencang terdengar. Di belakangnya terdapat gundukan tanah uruk.
![]() |
Setyo mengatakan rumahnya masih utuh karena proses ganti rugi belum selesai. "Masih belum klir, saya masih menunggu mediasi. Ya semoga ada perhatian," jelas Setyo kepada detikJateng, Jumat (23/12) siang.
![]() |
Sebelumnya diberitakan, Setyo menolak uang ganti rugi (UGR) yang ditawarkan sekitar Rp 3,5 miliar. "UGR dulu sekitar Rp 3,5 miliar atau berapa pastinya saya sudah tidak ingat. Kertasnya saja sudah lupa di mana," ungkap Setyo kepada detikJateng, Selasa (9/8).
(dil/ahr)