BMKG Prediksi Jateng Diguyur Hujan Lebat di Malam Tahun Baru

Nasional

BMKG Prediksi Jateng Diguyur Hujan Lebat di Malam Tahun Baru

Tim detikNews - detikJateng
Kamis, 29 Des 2022 20:44 WIB
Ilustrasi Hujan
Ilustrasi hujan (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Solo -

BMKG memprediksi sebagian wilayah Indonesia diguyur hujan lebat saat malam tahun baru 2023. Wilayah tersebut mulai dari DKI Jakarta, Jawa Tengah (Jateng), hingga Jawa Timur (Jatim).

"Berdasarkan model cuaca numerik BMKG, sebagian wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah. Untuk wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara, potensi hujan intensitas lebat hingga sangat lebat dapat terjadi mulai tanggal 30 Desember 2022," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers secara daring di Jakarta, Kamis (29/12/2022), dilansir detikNews.

"Di mana potensi tersebut dapat berlanjut hingga 1 Januari 2023 dini hari. Hujan cenderung terjadi cukup merata dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Jabodetabek, daerah yang perlu diwaspadai terjadi hujan intensitas lebat hingga sangat lebat adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Dasar pertimbangan dari masih signifikannya potensi cuaca ekstrem tersebut adalah karena masih teridentifikasi aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Faktor Pemicu Peningkatan Curah Hujan

Dwikorita menjelaskan aktifnya Monsun Asia di belahan bumi utara masih berkontribusi terhadap peningkatan asupan massa udara basah ke wilayah ekuatorial terutama di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

Kemudian, Madden Jullian Oscillation (MJO) masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator, di mana kondisi tersebut terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang atmosfer yaitu Kelvin Wave dan Rossby Equatorial dalam sepekan terakhir hingga beberapa hari ke depan. Hal ini berkontribusi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah.

Dwikorita melanjutkan, terpantaunya pusat tekanan rendah di Australia yang dapat membentuk daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan equator yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan cukup signifikan di sekitar wilayah Jawa dan Nusa Tenggara.

Fenomena seruakan dingin Asia dan arus lintas ekuatorial, kata Dwikorita, dalam beberapa hari terakhir masih cukup aktif walaupun intensitasnya mulai berkurang dibanding beberapa hari lalu. Meski begitu kondisi tersebut masih dapat berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads