Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) berkunjung ke Subang, Jabar. Keduanya sempat bermain mainan yang sedang ngetren latto-latto atau nok-nok.
"Main nok-nok bareng teman (tanda silang). Main nok-nok bareng Presiden dan Gubernur (tanda centang)," tulis RK dalam akun Instagramnya @ridwankamil.
Dilansir detikHealth, Rabu (28/12/2022), latto-latto merupakan permainan pendulum yang terdiri dari dua bola pemberat yang sama. Kedua bola itu terikat dalam seutas tali dengan cincin di atasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manfaat Latto-latto
Latto-latto diketahui sudah ada sejak tahun 1960-an dan populer pada masanya. Mainan ini diketahui bermanfaat untuk melatih konsentrasi dan fokus.
Hal ini karena diperlukan konsentrasi dan fokus yang tinggi untuk melihat bola tetap bergerak dalam waktu yang lama. Permainan melatih konsentrasi dan fokus ini sangat disarankan dilakukan sejak masih anak-anak.
Selain latihan konsentrasi dan fokus, latto-latto juga bisa meredakan stres. Permainan latto-latto ini juga cocok dimainkan bersama buah hati di rumah.
Risiko Latto-latto
Selain baik untuk latihan fokus dan konsentrasi, latto-latto ternyata juga bisa berbahaya. Terlebih jika anak-anak memainkannya tanpa pengawasan orang tua.
Sebab, anak-anak sering memainkan latto-latto ini terlalu dekat dengan wajah. Alhasil ketika bola itu pecah, pecahan materialnya rawan masuk dan mengenai mata sehingga meningkatkan risiko kebutaan.
Semula latto-latto terbuat dari mainan berbahan kaca. Pada 1960-1970, empat anak Amerika Serikat (AS) cedera di bagian mata, dan sejak saat itu mainan ini mulai diganti dengan plastik.
Namun, permasalahan itu tidak terselesaikan karena bahan plastik juga bisa pecah. Meski begitu, risiko latto-latto plastik ini tidak separah dengan yang berbahan dasar kaca.
Selanjutnya baca halaman berikutnya
Pernah Dilarang di AS dan Mesir
Ternyata permainan latto-latto sempat membuatnya dilarang dimainkan di beberapa negara. Di antaranya Amerika dan Mesir.
Sejak adanya empat anak AS yang cedera akibat permainan ini, pada 1966 Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) melarang permainan latto-latto beredar. Keputusan FDA ini didukung sejumlah komunitas dan organisasi untuk mencegah kebutaan (Society for the Prevention of Blindness) akibat latto-latto.
Sementara itu, permainan ini dilarang di Mesir bukan karena alasan kesehatan. Dikutip dari Groovy History, pemerintah Mesir melarang latto-latto pada 2017 karena dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi.
Saat itu latto-latto disebut dengan 'Sisi's balls' yang merujuk pada bagian intim sang presiden. Oleh karena itu permainan ini dianggap melecehkan pemerintah.