Alprih Priyono (26) pawang ular asal Sukabumi meninggal dunia saat evakuasi (rescue) king cobra. Mantan asisten Panji Petualang itu sempat muntah-muntah sebelum dilarikan ke rumah sakit.
"Kebetulan terjadinya peristiwa gigitan king kobranya ini di saat euforia bola, kaget atau mungkin si ular kecapean jadi terjadilah proses gigitan," ujar rekan dekat Alprih, Mochamad Shidiq Syaeful Rachman (30) seperti dikutip dari detikJabar, Jumat (23/12/2022).
Shidiq mengatakan bayi king cobra itu dievakuasi di Gang Lipur. Alprih sempat bercerita kepada temannya jika dipatuk ular dan kala itu juga almarhum muntah-muntah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisinya Alprih sudah muntah di area, karena saya panik dan warga nggak mengetahui kedatangan ular jadi kita langsung bawa ke rumah sakit," terangnya.
Shidiq mengatakan kondisi Alprih sempat membaik saat dibawa ke RSUD Syamsudin SH. Alprih sempat mendapatkan serum antibisa ular dan sempat mengajak guyon teman-temannya.
"Almarhum ini bertahan sampai ketawa-ketawa dan menyarankan untuk tenang, aman, sampai masuk ke kritis akhirnya saya dan tim membawa ibunya ke rumah sakit sebelum wafat," terangnya.
Alprih meninggal setelah mendapatkan penanganan di rumah sakit. Pihak rumah sakit mencatat Alprih Priyono meninggal pada Minggu (18/12) pukul 23.50 WIB.
"Yang saya ingat dinyatakan meninggal dunia, selama satu jam lebih almarhum bertahan hidup," ucap Shidiq.
Hal senada disampaikan ibunda Alprih Priyono, Iroh (68). Iroh mengatakan anak bungsunya itu sempat dipompa jantungnya saat masa kritis.
"Ibu sudah teg (deg-degan), rumah sakit minta keluarga hadir. Ibu belum bilang siapa-siapa, pas ibu datang sudah dipompa jantung. Ibu bilang kena kupingnya (Alprih) Allahu Allahu dua kali. Ibu bilang 'Pih sing kuat, ibu nggak mau ditinggal Apih (Alprih), kan kita udah janji bareng-bareng'. Apih tutup mata, ibu kira tidur, ternyata sudah nggak ada (meninggal dunia)," lirih Iroh.
Selengkapnya di halaman berikutnya.
Iroh mengatakan sebelum dilarikan ke RSUD Syamsudin, Alprih sempat mencoba melakukan penanganan awal dengan merendam jari telunjuknya yang dipatuk king cobra di air panas. Namun kondisinya semakin kritis dan suaranya semakin parau sehingga dilarikan ke RSUD Syamsudin.
"Dia waktu itu bilang masih kuat, lama-lama dia agak ngorok. Teman-temannya panik dibawa ke Bunut (RSUD Syamsudin). Di Bunut ditangani, tapi katanya obat king cobra jarang dan mahal," ujar Iroh.
"Lepas pompa, Apih merem, dikira ibu merem bukan meninggal, ternyata udah meninggal. Kata perawat 'Ibu yang sabar dan kuat berdoa sama Allah putra ibu sudah nggak ada.' Ibu kayak orang nggak sadar, teman-temannya pada nangis, meluk ibu," sambungnya.
Jasad Alprih kini sudah dimakamkan di TPU Tegal Pari, Jalan Gotong Royong, Gunung Puyuh, Kota Sukabumi.