Luhut Bocorkan 'Sarang Korupsi' Berisi Rp 1.600 Triliun: Harus Diperbaiki

Nasional

Luhut Bocorkan 'Sarang Korupsi' Berisi Rp 1.600 Triliun: Harus Diperbaiki

Tim detikNews - detikJateng
Selasa, 20 Des 2022 14:15 WIB
Menko Luhut dalam Konferensi Pers Siap Sambut G20 yang dilihat detikBali dari Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sabtu (12/11/2022).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi)
Solo - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan anggaran negara yang berpotensi menjadi sarang korupsi. Luhut pun mendorong digitalisasi untuk antisipasi korupsi.

Dilansir detikNews, Luhut mulanya bercerita soal sulitnya mengurus e-katalog hingga akhirnya mengadu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Restrukturisasi e-katalog pun dilakukan.

"Tahun ini kita targetkan Rp 400 triliun harus masuk dalam e-katalog. Itu ternyata masuk Rp 900 triliun yang masuk e-katalog, yang orang belanja dan itu yang buatan dalam negeri itu sudah hampir dekat Rp 400 triliun," ucap Luhut dalam acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024, di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, Selasa (20/12/2021).

Luhut mengatakan dana yang berputar di e-katalog mencapai ribuan triliun rupiah. Menurut Luhut, besaran dana di e-katalog ini pun bisa menjadi sarang korupsi sehingga harus dijaga dengan cara digitalisasi.

"Karena e-katalog itu ada Rp 1.600 triliun yang bisa kita masukkan ke dalam. Rp 1.200 triliun dari belanja pemerintah, dan Rp 400 triliun belanja dari BUMN. Itu sama dengan USD 105 miliar. Jadi kita nggak usah cari mana macam korupsi, itu salah satu tempat korupsi. Jadi sarangnya, targeted. Jadi kalau ini kita bereskan, keluar itu sudah pasti makin baik. Oleh karena itu dilakukan perbaikan," kata Luhut.

"Semua sudah kita digitalisasi. Jadi orang mau korupsi apa lagi, kan uangnya di situ," terangnya.

Dalam acara ini, Ketua KPK Firli Bahuri mengklaim institusi yang dipimpinnya sudah menyelamatkan keuangan negara hingga Rp 57,9 miliar. Angka itu disebutnya selama tahun 2022 ini.

"Pencegahan korupsi menjadi penting karena melalui pencegahan maka kita telah menyelamatkan potensi kerugian negara. KPK telah menyelamatkan kurang lebih kerugian negara Rp 57,9 triliun tahun 2022," ucap Firli.

Firli melanjutkan bila hasil dari pencegahan korupsi yang dilakukan KPK itu bisa digunakan untuk pembangunan negara. Menurutnya, hal itu sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.

"Dan itu bisa kita gunakan untuk belanja-belanja dalam rangka menopang menyukseskan program-program pemerintah," terang Firli.


(ams/rih)


Hide Ads