Hari Sejarah Nasional diperingati tiap tanggal 14 Desember atau tepat pada Rabu (14/12/2022). Berikut awal mula peringatan Hari Sejarah Nasional yang bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya mempelajari sejarah.
Berawal dari Seminar di Jogja 1957
Melansir detikNews yang mengutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Sejarah Nasional bermula dari Seminar Sejarah Nasional yang diselenggarakan di Jogja pada tanggal 14-18 Desember 1957.
Seminar itu diselenggarakan Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia. Tujuan seminar itu untuk menghimpun berbagai pendapat dan saran sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun sejarah nasional Indonesia. Sebab, sejarah harus bersifat ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyusunan sejarah nasional Indonesia juga telah menjadi perdebatan sejak seminar sejarah pertama yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia.
3 Poin Penting dalam Seminar Sejarah Nasional I
Dikutip dari detikNews, berikut tiga hal penting yang dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I:
1. Ada ketidakpuasan di kalangan sejarawan terhadap penulisan sejarah kolonialistik yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda. Sebab, sejarah itu tidak mengungkapkan vitalitas yang dimiliki masyarakat Indonesia.
2. Berkembang kesadaran di kalangan sejarawan soal perlunya sejarah nasional Indonesia yang nasionalistik, yaitu menempatkan masyarakat Indonesia sebagai pemeran sentral.
3. Ada perbedaan pandangan di antara peserta seminar, terutama Soedjatmoko dan Muhammad Yamin, tentang landasan filosofis dan metodologi dalam menyusun sejarah nasional Indonesia.
5 Peristiwa Penanda Lahirnya Hari Sejarah Nasional
Tanggal 14 Desember ditetapkan pemerintah sebagai Hari Sejarah Nasional. Sebab, tanggal tersebut merupakan hari pertama dilaksanakannya Seminar Sejarah Nasional I pada 14-18 Desember 1957.
Ada berbagai peristiwa penting yang menjadi penanda lahirnya Hari Sejarah Nasional, 5 di antaranya ialah:
1. Munculnya gerakan Indonesianisasi dalam berbagai bidang, sehingga istilah-istilah asing khususnya Belanda mulai diindonesiakan
2. Sebagian buku-buku berbahasa Belanda mulai diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
3. Penulisan sejarah Indonesia berdasarkan pada kepentingan dan kebutuhan bangsa dan negara Indonesia dengan sudut pandang nasional.
4. Bangsa Indonesia menjadi subjek/pembuat sejarah dan tidak lagi sebagai objek seperti pada historiografi kolonial.
5. Terdapat corak penulisan sejarah baru dalam berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, seperti politik, ekonomi, sosial, hingga budaya dari sudut pandang bangsa Indonesia.
(dil/ahr)