Dinar Candy dilanda panik saat tak bisa menghubungi keluarga usai gempa Cianjur. Salah satu yang membuatnya makin khawatir yakni karena adik yang mondok di salah satu pondok pesantren di Cianjur.
"Prosesnya Bapak yang nemuin pertama kali," kata Dinar Candy ditemui di kawasan Pisangan, Tangerang Selatan, demikian dikutip dari detikHot, Rabu (23/11/2022).
Beberapa saat setelah gempa pertama terjadi, ayah Dinar Candy, Acep, langsung pergi ke Pesantren Al Uzlah tempat putra bungsunya mondok. Pesantren Al Uzlah tempat adik Dinar Candy mondok berada di Ciherang, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinar menceritakan sepanjang perjalanan Acep melihat kondisi jalanan yang porak poranda.
Acep menceritakan suasana sepanjang jalan yang dilaluinya. Saat itu dia sempat berusaha menghubungi pengurus pesantren, tapi tak berhasil.
"Kejadian jam setengah dua itu awalnya getar. Ini ada apa, terus itu mobil di depan mau jatuh. Semua tetangga pada teriak, zikir ke Allah SWT. Dilihat rumah retak di luar, di dalam mah nggak apa-apa. Bapak telepon yang punya pesantren, nggak diangkat-angkat, sampai mati (ponsel), lampu padam, udah nggak bisa komunikasi lagi," cerita Acep yang kini juga sudah berada di kediaman Dinar Candy.
"Jam 4 baru nyusul dia (Cecep ke pesantren) pakai motor di kawasan Pacet. Bapak di jalan semua bangunan ambruk. Jalan semua, akses jalan berantakan," sambungnya.
Belum lagi di perjalanan Acep mendengar pemberitahuan soal adanya korban tewas akibat gempa tersebut.
"Bapak sampai nangis merasa kayak meriam, terus semua bangunan goyang. Bapak kayak mikir gimana anak bapak. Terus ada tetangga Ponpes kayak innalillahi, terus ada mayat. Astagfirullahaladzim gimana anak bapak, bapak langsung nangis," ceritanya.
Setibanya di pesantren putra bungsunya, Acep melihat banyak santri dan santriwati yang berkumpul. Santri dan santriwati kala itu banyak juga yang merasa lapar. Belum lagi ada dari mereka yang mengalami luka-luka dan berlumuran darah.
"Kacau keadaannya. Santri-santri sudah lapar, dikasih makanan, bapak nangis," tuturnya menceritakan kondisi pascagempa di pesantren adik Dinar Candy.
"Sampai Ponpes bapak naik ke atas, turun ke bawah. Sama dia (Cecep) belum ketemu. Terus bapak keliling-keliling. Terus dia (Cecep) teriak, 'Bapak-bapak,' langsung bapak peluk, dia langsung lemas. Alhamdulillah," ungkapnya.
Dinar Candy mengaku sangat khawatir dengan kondisi sang adik.
Dalam kesempatan yang sama, adik Dinar Candy, Cecep, menceritakan kejadian tidak langsung menyadari adanya gempa.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
"Lagi sekolah. Pas masuk ada getaran. Kata teman aku teh 'Itu dia yang suka getarin bangku (menunjuk salah seorang teman)'. Habis itu langsung ada gempa gede gitu. Aku kan panik, pas panik itu aku teh lemas nggak bisa lari," cerita Cecep.
"Pas lari, mau naik ke tangga, tangga itu roboh. Orang-orang pada maksa naik ke tangga, tangga itu roboh pada kehantam. Aku ada bata berusaha naik, aku lewat toilet langsung lompat ke lapangan. Pas di lapangan sudah ramai banget," sambungnya.
Bahkan, kata Cecep, ada beberapa temannya yang nekat lompat ke lapangan dari lantai atas sekolah.
Sementara itu, ayah Dinar Candy saat itu tak bisa langsung menghubungi Dinar Candy karena listrik padam dan tidak ada sinyal telepon. Sampai akhirnya setelah berhasil mengevakuasi Cecep, sang ayah mengisi daya ponselnya di mobil.
Baru hampir tengah malam Acep berhasil menghubungi Dinar Candy. Kini Dinar Candy memboyong keluarganya ke kediamannya sampai situasi benar-benar aman.