Pelaksanaan Muktamar 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo diwarnai keriuhan ojek online (ojol) dan ojek muktamar (ojekMu). Kedua jenis ojek motor tersebut wira-wiri di semua sudut lokasi muktamar.
Pantauan detikJateng di lokasi muktamar, para penarik ojek online hampir tidak bisa dipisahkan dari riuhnya peserta. Para ojol berbagai operator baik berjaket hijau, kuning, oranye dan ojekMu yang berompi hijau muda berseliweran di jalan.
Tidak hanya di jalan protokol, mereka juga menyusuri gang kampung, bahkan jalan persawahan mengangkut penumpang di Kota Solo, Kecamatan Kartasura, Colomadu, Ngemplak dan lainnya. Mayoritas para ojol bergerak berombongan karena yang dilayani satu rombongan daerah asal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penarik ojol meskipun berbeda-beda operator terlihat rukun tidak ada kesan bersaing. Mereka juga terlihat mengangkut penumpang juga bersama ke satu titik.
"Nggak ada saingan, semua dapat kesempatan. Peserta muktamar kan banyak," kata penarik ojol berjaket hijau, Sigit kepada detikJateng, Sabtu (19/11/2022).
Sigit menyatakan muktamar memberikan berkah bagi semua pelaku Ojol di Solo dan sekitarnya. Banyaknya tamu luar daerah membuat ramai order.
"Ya ramai karena banyak orang luar. Tidak hanya mau muktamar tapi juga jalan-jalan," kata Sigit.
Hal senada juga disampaikan Arik, penarik ojol lainnya. Dia mengatakan sampai jam 11.00 WIB dirinya sudah menarik enam kali, lebih banyak dari hari biasa.
"Ini bisa puluhan sehari. Padahal saya baru narik hari ini, kemarin libur tapi semua pilih offline," kata Arik kepada detikJateng.
Meskipun berseragam ojek online, sambung Arik, selama muktamar para pengojek hampir semua offline. Penyebabnya tarif online dari operator lebih murah.
"Ini offline semua, tadi saya sempat online tapi tarifnya dari operator murah. Dari UMS sampai Manahan cuma Rp 8.000 padahal jika offline Rp 15.000 saja tidak nawar, jadi pilih dimatikan," papar Arik.
Selanjutnya di halaman selanjutnya...
Mamad, pengojek lainnya memilih offline karena di keramaian muktamar tidak mungkin online. Dengan aplikasi justru tidak laku.
"Di online tidak laku. Bagaimana laku, kita juga pusing titik jemput tidak jelas, penumpang tidak paham lokasi karena dari luar kota semua," ucap Mamad.
Penarik Ojekmu, Rido mengatakan ojek yang disediakan panitia muktamar tidak semua dari ojol. Ada warga biasa yang sebelumnya tidak narik ojek.
"OjekMu itu ada yang dari Ojol tapi ada dari warga biasa. Saya baru kali ini ngojek, kita daftar ke panitia," ungkap Rido kepada detikJateng.
Bedanya, kata Rido, ojekMu tarif sudah ditentukan bukan dari operator seperti ojek online. Tarif sudah dipasang di jalan sehingga penumpang tahu.
"Tarif bisa dilihat banyak ditempel di jalan, tidak ada persaingan dengan Ojol. Tarif sudah ditentukan 0- 5 kilometer Rp 10.000, lebih dari itu tambah Rp 5 per kilometer, sudah disiapkan panitia," kata Rido yang sampai pukul 12.00 WIB menarik 5 kali.