Tim Ahli Cagar Budaya Minta Proyek Tol Hormati Situs Makam Nyi Pedelingan

Tim Ahli Cagar Budaya Minta Proyek Tol Hormati Situs Makam Nyi Pedelingan

Ria Aldila Putri - detikJateng
Sabtu, 05 Nov 2022 13:11 WIB
Makam Nyi Pedelingan, di Dusun Lonjong, Ngampin, Ambarawa, Semarang, Rabu (2/11/2022).
Makam Nyi Pedelingan, di Dusun Lonjong, Ngampin, Ambarawa, Semarang, Rabu (2/11/2022). Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng
Kabupaten Semarang -

Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Semarang, Tri Subekso meminta proyek tol Jogja-Bawen memperhatikan kearifan lokal dalam pembangunannya. Salah satunya, keberadaan situs makam Nyi Pedelingan.

Saat ini, makam Nyi Pedelingan bersama ratusan makam yang lain harus dipindah karena terkena proyek pembangunan jalan tol.

Subekso sendiri mengaku belum mengetahui identitas dan asal usul Nyai Pedelingan, namun keberadaan makam itu sangat erat dengan kehidupan masyarakat Lonjong, Desa Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat pedesaan di Jawa yang masih menaruh penghormatan kepada leluhur yang dipercaya sebagai cikal bakal desa yang diwujudkan melalui punden atau makam kuno. Nah, Makam Nyi Pedelingan merupakan tempat yang dipercayai sebagai makam tokoh pendiri dusun dan mengikat masyarakat setempat secara kultural," ujarnya kepada detikjateng, Rabu (2/11/2022).

Cerita mengenai sosok Nyi Pedelingan menurutnya berkembang secara turun temurun dan memerlukan kajian sejarah.

ADVERTISEMENT

Dia menduga nama Pedelingan berasal dari kata deling yang artinya bambu. Menurutnya, penamaan Pedelingan itu bisa jadi muncul karena lokasi itu banyak ditumbuhi pohon bambu.

Namun, terlepas dari kebenaran atau asal usul Nyai Pedelingan, ia meminta pemerintah menghormati kepercayaan masyarakat lokal.

"Namun fakta akan adanya ikatan yg kuat dari masyarakat setempat terhadap keberadaan makam tersebut perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan proyek," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua RW 3, Aldila Nur, mengatakan warga sudah berusaha agar pemerintah tidak mengusik makam tersebut. Namun, upaya itu gagal karena makam yang terletak di pemakaman Kendeng menjadi trase utama tol tersebut.

"Kita sudah berusaha menolak agar makam itu tidak terdampak pembangunan tol, tapi tetap tidak bisa katanya itu kena di tengah-tengah jadi mau tidak mau," ucap Aldi.

Rencananya makam Nyi Pedelingan bersama 600 makam warga lainnya akan dipindahkan ke lahan yang dekat dengan lokasi makam utama. Warga juga akan menanam atau memindahkan pohon jati, pohon beringin, dan 5 pohon salam yang ada di makam tersebut.

Sesepuh Desa Ngampin, Wartoyo Nurdi Mulyo (68) mengatakan, makam itu telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Meski ia belum mengetahui siapa sebenarnya sosok Nyi Pedelingan. Namun, ia yakin sosok itu merupakan sesepuh desa atau cikal bakal di wilayah ini.

"Sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sebetulnya belum tahu siapa Nyi Pedelingan. Tapi yang jelas itu sosok seorang perempuan yang kalau berjalan memakai tongkat dari bambu atau deling makanya dijuluki Pedelingan," kata Wartoyo.




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads