.webp)
Gerhana bulan total akan terjadi pada hari Selasa, 8 November 2022 mendatang. Fenomena gerhana bulan total itu bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Jawa Tengah.
Dari keterangan BMKG yang diunggah di laman resminya disebutkan durasi gerhana bulan dari fase gerhana mulai (P1) hingga Gerhana berakhir (P4) adalah 5 jam 57 menit 5 detik. Adapun durasi parsialitas atau lama waktu dari fase gerhana sebagian mulai (U1) hingga gerhana sebagian berakhir (U4) terjadi yaitu selama 3 jam 40 menit 23 detik.
Sedangkan durasi gerhana bulan total 8 November 2022 akan berlangsung selama 1 jam 25 menit 44 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari keterangan BMKG disebutkan pengamatan di Jawa Tengah berada di antara garis puncak dan U2 (gerhana total dimulai). Untuk seluruh daerah di Jateng atau 35 kabupaten/kota, waktu bulan terbit terpaut beberapa menit.
Namun untuk pantauan puncak gerhana bulan total semua bisa disaksikan pada 17.59.11 WIB. Kemudian gerhana akan memasuki U3 (gerhana total berakhir) pada 18.42.03 dan memasuki P4 (gerhana berakhir) pada 20.57.43 WIB.
"Gerhana Bulan Total 8 November 2022 ini merupakan anggota ke 20 dari 72 anggota pada seri Saros 136. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Total 28 Oktober 2004. Adapun gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Total 18 November 2040, yang juga akan dapat diamati dari Indonesia," jelas BMKG, seperti dikutip detikJateng, Kamis (3/11/2022)
Sementara itu untuk warga Semarang, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo akan melakukan pengamatan gerhana bulan total di Planetarium dan Observatorium milik mereka. Masyarakat dipersilakan jika ingin ikut mengamati gerhana bulan total 8 November itu.
"Pengamatan Gerhana Total di UIN Walisongo akan dilaksanakan pada tanggal 8 November 2022 di Planetarium dan Observatorium. Selain kegiatan pengamatan, kegiatan juga dilakukan salat gerhana secara berjamaah. Jadi selain pengamatan, ada kegiatan ibadah di dalamnya," kata Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang, Ahmad Syifaul Anam kepada wartawan.
"Kami mengundang pihak luar untuk ikut serta. Kalau masyarakat umum ingin melihat, kami persilakan untuk ikut melihat pada tanggal tersebut," imbuhnya.
Ia menjelaskan, pengamatan gerhana bulan dilakukan untuk perhitungan hisab. Sehingga hasilnya benar-benar akurat karena pengamatan akan dilakukan menggunakan alat-alat di planetarium
"Untuk memastikan atau memvalidasi perhitungan hisab yang sudah dilaksanakan, sehingga benar-benar akurat. Pengamatan akan dilakukan dengan alat-alat yang tersedia di planetarium, baik yang portabel maupun yang tidak," tegasnya.
(ahr/ams)
