Disanksi Peringatan Keras dan Terakhir, FX Rudy Bisa Dipecat PDIP?

Disanksi Peringatan Keras dan Terakhir, FX Rudy Bisa Dipecat PDIP?

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Jumat, 28 Okt 2022 12:32 WIB
FX Hadi Rudyatmo usai upacara peringatan hari Sumpah Pemuda oleh Kader DPC PDIP Solo, di Taman Sunan Jogo Kali, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jumat (28/10/2022).
FX Hadi Rudyatmo usai upacara peringatan hari Sumpah Pemuda oleh Kader DPC PDIP Solo, di Taman Sunan Jogo Kali, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jumat (28/10/2022). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, mendapatkan sanksi peringatan keras dan terakhir dari DPP PDIP, buntut dari dukungannya kepada Ganjar Pranowo maju capres 2024. FX Rudy sapaannya, mengatakan bisa saja dia diberhentikan sebagai petugas PDIP jika melakukan pelanggaran lagi.

"Mungkin saja (diberhentikan). Saya disanksi apa saja siap, tetapi saya tetap PDIP. Peringatan keras dan terakhir, melanggar jika penilaian sana berat yo nggak papa, biasa disanksi," kata FX Rudy saat wawancara usai upacara peringatan hari Sumpah Pemuda oleh Kader DPC PDIP Solo, di Taman Sunan Jogo Kali, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jumat (28/10/2022).

FX Rudy mengatakan pemberian sanksi kepada kader PDIP merupakan hal yang biasa. Sebab, dalam berorganisasi, penerus partai harus siap menerima hukuman maupun penghargaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kader kata Rudy, juga harus siap 4B yang artinya siap dibuang, siap dibunuh, siap dibui, dan siap dibully. Pemberian sanksi itu juga menurutnya merupakan hal yang wajar.

Rudy menuturkan jika kader masih dipanggil oleh induk organisasinya maka masih dianggap sebagai kader.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah menjadi anak ideologisnya Bung Karno. Jadi politis harus siap 4B. Sanksi itu wajar, saya terima dengan penuh tanggungjawab. (Saya) tetap bertugas, tugas saya membangun monumen kemenangan 2024," ujarnya.

Saat memberikan amanat dalam upacara peringatan hari Sumpah Pemuda, Mantan Wali Kota Solo itu membacakan surat sanksi yang diberikan kepadanya.

Rudi juga menyampaikan dalam perdebatan dengan DPP PDIP selama 1,5 jam itu, dia meminta supaya DPP PDIP adil. "Saya tidak menuntut, mana-mana yang harus diberi peringatan. Tapi jika itu dinilai melanggar disiplin partai ya harus diperingatkan. Dan yang diingatkan harus bisa menerima, dan penuh tanggungjawab," ujarnya.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

Inti dari sanksi yang diberikan kepada Rudy adalah mengenai pelanggaran kode etik partai. Dia menyebut, jika kader tidak boleh berbicara soal capres sebelum ada rekomendasi dari Ketua Umum PDIP. Terkait ucapannya yang mendukung Ganjar Pranowo, dia meluruskan maksud dari ucapannya tersebut.

"Tidak boleh bicara capres, saya juga tidak bicara capres. Yang mendukung seribu persen itu kan kalau Ganjar dicalonkan presiden dan mendapatkan rekomendasi dari Ketum, saya mendukung. Kalau saya mendukung tapi tidak mendapati rekomendasi, sama saja saya mengkhianati ketua umum," kata dia.

Sanksi dari DPP PDIP ini baru kali pertama diterima Rudy, setelah dia menjadi kader selama 40 tahun. Ini merupakan pengalaman baru baginya. Kendati demikian, dia tetap akan berjuang untuk memenangkan PDIP pada Pemilu 2024 mendatang.

"Perjuangan butuh pengorbanan, jika yang harus berkorban saya, saya terima dengan tulus ikhlas. Saya tetap berjuang terus, pemikiran sama untuk kepentingan bangsa dan negara," pungkasnya.



Hide Ads