Pintu pengendali banjir Bendung Wilalung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak semuanya berfungsi normal. Dari 11 pintu, yang normal hanya satu pintu.
Pintu pengendali banjir Bendung Wilalung berada Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan. Bendung Wilalung dibuat pada tahun 1918. Bendung Wilalung dibangun bertujuan untuk mengelola dan mengatur pembagian banjir dari Sungai Serang dan Lusi ke arah Lembah Juana dan ke Sungai Wulan.
Bendung Wilalung memiliki 11 pintu pengendali banjir. Terdiri dari dua pintu ke arah Sungai Wulan dan sembilan pintu ke arah Sungai Juwana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua pintu arah Sungai Wulan, Juwana ada sembilan pintu, harusnya teorinya ada tiga pintu tapi nyatanya itu tinggal satu yang berfungsi," kata petugas Operasi dan Pemeliharaan Bendung Wilalung, Sugeng Hartanto, ditemui di lokasi, Rabu (19/10/2022).
Sugeng menjelaskan pintu pengendali banjir yang berfungsi normal hanya nomor 8. Pintu itu merupakan aliran ke arah Sungai Juwana. Sedangkan dua pintu arah ke Sungai Wulan sudah tidak diaktifkan, namun dibuka terus setiap hari.
"Yang berfungsi nomor 8, pintu arah Sungai Wulan sudah dinetralkan, dinaikkan pada kondisi maksimal di atas 7-8 meter," terang Sugeng.
![]() |
Menurutnya kondisi pintu pengendali banjir tidak berfungsi secara normal karena beberapa faktor. Mulai dari banyaknya sampah hingga terendam sedimentasi lumpur.
"Karena sampah ada sedimen, terus kunci. Kondisi seperti ini perlu ditangani. Lalu kendalanya sistemnya tua karena usianya di atas 100 tahun, peninggalan VOC," terangnya yang sudah belasan tahun menjadi operator pintu pengendali banjir Bendung Wilalung.
Sugeng menambahkan pintu yang ke Sungai Juwana tidak dibuka setiap waktu. Melainkan sesuai dengan aturan. Menurutnya ketika debit air di atas 800 meter kubik, maka pintu pengendali banjir ke Sungai Juwana dibuka. Itu pun dibuka secara berkala.
"Buangan klambu debit di atas 800 meter kubik, pintu arah Juwana dibuka 30 sentimeter secara bertahap per 10 sentimeter," jelasnya.
Sugeng menambahkan untuk debit air di Bendung Wilalung saat ini terbilang normal. Sebab debitnya di bawah 400 meter kubik.
"Kalau saat ini normal. Kemarin sempat di atas 500 meter kubik karena cuaca," jelasnya.
(rih/apl)