Lukman Suwandi langsung mendapatkan penanganan medis usai bersedia turun dari pohon pinus setinggi 20 meter. Pria 35 tahun itu sudah lebih dari sepekan berada di pohon pinus. Ini dia sosok Lukman yang bikin heboh warga.
Lukman terlihat begitu lemah saat dievakuasi. Usai bersedia turun dari pohon, Lukman langsung diberikan pakaian ganti, yakni kaus warna biru muda dengan tulisan M. Akmal dengan angka 8 di bagian dada sebelah kirinya.
Ia terlihat mengenakan celana panjang corak doreng dan sepasang sendal. Rambutnya terlihat kusut dan wajahnya terlihat lelah. Saat dibantu berjalan oleh warga terlihat kedua tangannya yang dipenuhi tato.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukman memang tampak begitu kelelahan setelah tujuh hari 'nangkring' di pohon pinus setinggi 20 meter. Seperti tergambar dalam video yang dibagikan relawan, begitu sampai di bawah Lukman langsung dirangkul warga.
Pakaiannya yang sobek-sobek langsung diganti oleh warga. Dia terlihat tak kuat lama berdiri dan langsung dipapah warga.
"Alhamdulilah, hari ini mau turun. Untuk kondisinya lemas, kita evakuasi ke puskesmas. Kondisi beberapa bagian tubuhnya juga membengkak," kata Camat Moga Umroni, saat ditemui detikJateng, Sabtu (15/10/2022).
![]() |
Lukman langsung diberi air minum dan makanan ringan. Dia lalu dievakuasi menggunakan mobil dinas camat untuk dibawa ke Puskesmas.
"Masih di puskesmas untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan recovery kesehatan setelah sepekan berada di atas pohon," ucap Umroni.
Umroni yakin Lukman akan segera pulih usai mendapatkan perawatan di puskesmas. Dia juga telah menghubungi keluarga Lukman untuk menjemputnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi Lukman bikin geger warga Desa Banyumudal, Kecamatan Moga, Pemalang. Dia nekat memanjat pohon pinus setinggi 20 meter dan bertahan di atas pohon berhari-hari sejak Jumat (7/10) lalu.
Lokasi pohon pinus ini berada di tengah hutan, masuk Blok Sirawa 33B, masuk wilayah Desa Banyumudal, Kecamatan Moga, Pemalang. Selama di atas pohon, para relawan di Kecamatan Moga bergantian menjaga di lokasi. Mereka juga menyediakan makan dan minum untuk Lukman di bawah pohon, tapi Lukman tetap tak bergeming.
Hanya pada hari pertama saja, Lukman sempat minta diambilkan air melalui benang di bajunya.
"Hanya hari pertama, mau minum, dengan cara benang di bajunya ditetel, buat ulurin minum," ujar relawan MDMC Moga, Nainul Ator, Kamis (13/10) lalu.
(apl/ams)