.webp)
Salah seorang netizen pun membagikan foto wisuda Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dituding membeli ijazah di luar negeri. Gibran meminta foto itu untuk dianalisa, siapa tahu hasil editan.
"Coba fotonya biar dianalisa oleh @DokterTifa. Siapa tau ini hasil editan," cuit Gibran lewat akun Twitternya @gibran_tweet, Rabu (12/10/2022).
Cuitan itu merupakan balasan kepada salah seorang netizen dengan akun @yusuf_dumdum yang mengunggah foto wisudanya. Dalam foto itu Gibran tampak bersalaman dengan orang asing sembari memamerkan map dengan logo kampus. Gibran pun tampak memakai toga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gibran @gibran_tweet tercyduk beli Ijazah dari luar negeri. Pasti mahal bayarnya," cuit akun @yusuf_dumdum.
Postingan itu pun ramai memantik komentar netizen. Tak hanya akun @yusuf_dumdum, Gibran kembali mengomentari foto wisudanya yang disandingkan dengan foto profil Twitternya. Foto wisuda ada di sebelah kiri, sedangkan foto profil Twitternya ada di sebelah kanan.
"Ini jelas berbeda mas Wali 🤣," cuit akun @Aku_MohArwani sembari menyertakan foto wisuda dengan foto profil Twitter Gibran.
 Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengomentari foto wisuda Foto: dok. Twitter Gibran Rakabuming @gibran_tweet |
Untuk diketahui, foto profil Gibran itu merupakan sosok kartun Ipin Upin namun diedit menggunakan wajah Gibran. Gibran pun meresponsnya dengan candaan.
"Yg sebelah kiri jelas sekali editannya," balas Gibran.
Sebelumnya, Gibran sudah merespons soal tudingan membeli ijazah di luar negeri. Dia bahkan berencana untuk mengunggah foto-foto wisudanya.
"Engko tak posting foto wisuda wae ya, sak ijazahe sisan. Engko telitinen diedit opo ora (Nanti saya posting foto wisuda saja ya, ijazahnya sekalian. Nanti diteliti apakah diedit apa enggak)," kata Gibran saat ditemui di Loji Gandrung, Rabu (12/10).
Dia menyebut orang-orang yang mempersoalkan ijazahnya adalah orang iseng. Padahal, menurutnya untuk mendapatkan ijazah itu dia banyak berjuang.
"La aneh-aneh kabeh wong-wong kui. Kene sekolah angel-angel, sok-sok sangune kurang (Aneh-aneh saja orang-orang itu. Kita sekolah susah-susah. Kadang-kadang uang sakunya kurang)," cetus Gibran.
(ams/aku)
