Permintaan Maaf Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Ucapannya soal Brigadir J

Nasional

Permintaan Maaf Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Ucapannya soal Brigadir J

Tim detikNews - detikJateng
Sabtu, 01 Okt 2022 13:38 WIB
Pendeta Gilbert Lumoindong Nilai Cuitan Evolusi Abu Janda Multitafsir
Foto: Pendeta Gilbert Lumoindong (istimewa)
Solo -

Pendeta Gilbert Lumoindong meminta maaf atas ucapannya yang menjustifikasi seolah Brigadir J sebagai pelaku pelecehan di dalam kasus Ferdy Sambo. Seperti apa pernyataannya?

"Saya atas nama pribadi menyampaikan maaf sebesar-besarnya untuk keluarga Pak Samuel Hutabarat dan Ibu Rosti Simanjuntak, orang tua Brigadir J jika ada pernyataan-pernyataan saya yang mengecewakan dan menyakitkan," kata Gilbert dilihat dari akun YouTube pribadinya, demikian dilansir detikNews, Sabtu (1/10/2022).

Gilbert Lumoindong telah menghapus video berisi pernyataannya itu. Ia lalu mendoakan keluarga Brigadir J.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Videonya saya take down, tetapi saya tetap mendoakan Bapak dan ibu keluarga seperti selalu saya katakan," katanya.

Gilbert mengaku tidak bermaksud menyakiti perasaan keluarga Brigadir J. Gilbert menyadari kesalahannya sebagai hamba Tuhan yang tidak luput dari kekurangan.

ADVERTISEMENT

Ia kemudian meluruskan pernyataannya sebelumnya. Maksud Gilbert adalah agar kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo diproses seusai prosedur yang ada dengan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.

"Kita mendoakan hasil pengadilan yang jujur. Kepada Ibu Rosti, Pak Samuel dan seluruh keluarga Hutabarat dan Simanjuntak dengan segala kerendahan hati izinkan saya sekali lagi mengucapkan maaf dan secara jujur tidak pernah saya memberkati pernikahan itu," tuturnya.

"Kalau ada pernyataan-pernyataan bahwa saya memberkati, itu adalah pernyataan-pernyataan yang buat saya mengandung hoax dan tuduhan yang tidak betul. Saya mulai menjadi hamba Tuhan 35 tahun yang lalu dan tidak pernah saya memberkati pernikahan yang sifatnya tidak benar. Karena itu komitmen kami, khususnya saya dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) ada aturan-aturan untuk memberkati dan juga saya berharap di antara kita saling mendoakan supaya ke depan berjalan dengan baik. Biarlah keadilan sebenar-benarnya diungkap," tambahnya.

Di akhir video, Gilbert kembali menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga Brigadir J.

"Dan sekali lagi kalau ada hal-hal mengecewakan dari saya, buat seluruh keluarga besar izinkan saya menyampaikan permohonan maaf saya dengan setulus hati dan kiranya permohonan saya yang tulus dapat diterima. Kiranya Tuhan Yesus menguatkan kita masing-masing dalam rangka kasihnya," tuturnya.

Pernyataan Gilbert yang Viral dan Menuai Kritik

Permintaan maaf Gilbert Lumoindong itu berawal dari pernyataannya dalam sebuah video. Dalam video tersebut, Gilbert menyampaikan pendapatnya terkait kasus pembunuhan Brigaris Yosua oleh Ferdy Sambo.

"Kenapa seorang jenderal bintang dua bertindak kok ceroboh sekali, lalu ada isu-isu ada perselingkuhan yang terbongkar. Which is makin ke sini makin ke sini makin kelihatan garingnya, makin kelihatan kosongnya Saudara-Saudara," demikian cuplikan video berisi pernyataan Gilbert yang beredar di media sosial.

Gilert mengungkapkan soal 'harga diri keluarga' yang kemudian membuat Ferdy Sambo gelap mata. Gilbert lalu menjelaskan peristiwa di Magelang seperti yang pernah disampaikan versi Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Simak lebih lengkapnya di halaman berikutnya...

"Betul seperti yang berkali-kali diucapkannya soal harga diri keluarga dan makin ke sini makin terlihat jelas, sebetulnya ada peristiwa yang terjadi di Magelang, tetapi malu diakui karena ini memang aib yang menakutkan kalau seorang istri jenderal bintang dua diperkosa oleh ajudannya.' Nggak mungkin, mana mungkin seorang brigadir berani'," katanya.

Gilbert lalu mencontohkan kasus-kasus pemerkosaan yang melibatkan hubungan keluarga terdekat yang sangat mungkin terjadi dan dapat menimpa siapa saja.

"Bicara tentang perkosaan jangan pernah berkata tidak mungkin, bahkan kalau Saudara ketik saja di Google anak perkosa ibu kandung juga ada, bapak perkosa anak kandung saja ada," imbuhnya.

Selanjutnya, Gilbert menyampaikan soal dugaan kekerasan seksual yang diakui Putri Candrawathi telah dialaminya sehingga membuat Ferdy Sambo marah dan terjadi penembakan.

"Akhirnya makin terlihat bahwa cerita diceritakannya adalah diduga ada unsur kekerasan seksual atau unsur perkosaan yang tidak berani dinyatakan oleh ibu (PC), lalu kemudian baru diceritakan ketika di Duren Tiga atau di Saguling dan ketika naik itu diceritakan, lalu mendatangkan amarah dan terjadi sesuatu yang tidak seharusnya terjadi," katanya.

Gilbert juga menyebutkan bahwa maksud Ferdy Sambo menyuruh Bharada E menembak bukan untuk membunuh, tetapi hanya memberikan 'pelajaran'.

"Bharada E diperintahkan untuk menembak tetapi maksudnya bukan membunuh tetapi menyadarkan supaya dia mengakui perbuatannya karena tadinya menolak mengakui perbuatannya, lalu apa yang terjadi pembunuhan itu terjadi, ada upaya untuk memanggil ambulans u berharap tidak fatal kejadiannya, tetapi meninggal. kebenaran harus benar dan kesalahan harus salah," tutur Gilbert.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)


Hide Ads