Nadhiroh merupakan perempuan kelahiran Kota Salatiga pada 1 April 1967. Semasa mudanya, dia mengikuti qiraah di salah satu masjid di Kota Salatiga yang kala itu diampu pendiri Nasida Ria, KH Muhammad Zain.
"(Nadhiroh) Bergabung itu 1981," kata Manajer Nasida Ria, Choliq Zain, Jumat (30/9/2022).
Nadhiroh menjadi generasi kedua personel grup kasidah legendaris asal Semarang itu. Karena kepiawaiannya bermusik dan paras yang cantik dia pernah menjadi sampul kaset album Nasida Ria.
"Pernah jadi cover volume 16, Perang Teluk," terang Choliq.
Di luar kegiatannya bermusik, Nadhiroh merupakan ibu rumah tangga dengan empat orang putra. Dia tinggal bersama suaminya, Fauzi, di Jalan Sedayu Tugu, Genuk, Kota Semarang.
Sosok Nadhiroh dikenal menjadi ibu yang gigih berkarier sembari bersyiar. Hal ini disampaikan putra pertama Nadhiroh, Ali Akbar Navies (31).
"Ibu itu ngaji di Mbah Zain. Ibu selalu ingin bernyanyi sambil bersyiar. Ibu itu berjuang dari nol. Berangkat sore, naik Dayatsu (angkot), sambil nenteng biola," kata Ali Akbar.
Selama berkarier di Nasida Ria, Nadhiroh dikenal piawai bermain alat musik. Mulai dari seruling, keyboard, biola, bahkan vokal.
Sosok Nadhiroh pun tenar dengan permainan biolanya yang kadang diwarnai atraksi. Kenangan soal kelincahan Nadhiroh juga disampaikan Rin Jamain, personel Nasida Ria generasi pertama.
"Perform terakhir di Hotel Tentrem dia bilang sama aku, 'aku tetep Nasida Ria, hanya untuk Nasida Ria aku semangat, meskipun keadaan sakit aku tetap semangat demi suksesnya Nasida Ria'," terang Rin.
"Di Tentrem bersama Arman Maulana bersama Dedy Mizwar. Masih semangat banget walau keadaan sakit. Demi suksesnya Nasida Ria sampai segitunya dia," jelasnya.
Untuk diketahui, Nadhiroh mengembuskan napas terakhir di RSUP Dr Kariadi Semarang hari Kamis (29/9) pukul 21.30 WIB. Jenazah dimakamkan siang tadi di Pemakaman Muslim Sedayu tidak jauh dari rumahnya.
(ams/rih)