Saluran Air Kuno Batavia, Bata-batanya Didatangkan Langsung dari Belanda

'Harta Karun' Proyek MRT

Saluran Air Kuno Batavia, Bata-batanya Didatangkan Langsung dari Belanda

Tim detikNews - detikJateng
Kamis, 22 Sep 2022 05:15 WIB
Temuan Harta Saluran Air dan Jembatan Kuno di Jalur MRT Jakarta
Saluran Air dan Jembatan Kuno di Jalur MRT Jakarta. (Foto: dok MRT Jakarta)
Solo -

Temuan 'harta karun' mewarnai proyek MRT Jakarta. Salah satu temuannya yakni saluran air kuno Batavia dibangun dengan bata-bata yang didatangkan langsung dari Belanda.

"Jadi prosesnya (pembangunan) lama, karena bata-batanya didatangkan dari Belanda. Kita bisa bayangkan, kapal berlalu-lalang ke sini membawa bata ini. Bata digunakan sebagai penyeimbang," jelas Tim Arkeolog dari kontraktor MRT Jakarta, Junus Satrio Atmodjo, seperti dikutip dari detikNews, Kamis (21/9/2022).

Saluran air kuno ini ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A Glodok-Kota. Ternyata, saluran air sepanjang 400 meter itu dibangun oleh VOC dan digunakan untuk menyalurkan air bersih kepada penduduk Benteng Dalam yang kini merupakan kawasan Kota Tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Junus mengatakan saluran air ini ditemukan sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah. Jalur pipanisasi itu dulunya membentang dari persimpangan Glodok dekat Orion Plaza hingga kawasan Pasar Ikan.

"Ini Orion Plaza, dulunya tempat penyaringan air. bangunan seng ini dulunya adalah benteng kecil. Ini sempat jadi penjara, M Hatta pernah dipenjara di sini tahun 40-an. Tapi kemudian diputuskan dijual maka jadilah Orion Plaza. Ini adalah cikal bakal air masuk menuju ke dalam Kota Batavia mulai dari sini," urai Junus.

ADVERTISEMENT

Pembangunan saluran air yang terbuat dari terakota ini direncanakan sejak tahun 1730. Namun pipa air itu baru bisa berfungsi pada tahun 1800-an.

Saat itu, upaya antisipasi lingkungan kota yang kotor dilakukan VOC dengan memasok air bersih dari arah selatan, di mana ujung pipa atau waterleiding bermula di sebuah tempat bernama Waterplaats (kolam air), Pancoran. Kemudian, berakhir sekitar Pasar Ikan.

Saluran Pipa Lewati Gedung Wali Kota dan Kantil Batavia

Junis menjelaskan, saluran pipa bahkan melewati gedung Wali Kota (Stadhuis) dan Kantil Batavia. Setidaknya, kebutuhan air bersih untuk ribuan penduduk dalam kastil dilayani oleh saluran pipa ini. Penduduk kala itu menggunakan air dari saluran ini untuk minum maupun mencuci.

Alasan Aliran Air Hanya untuk Penduduk dalam Benteng

Junus menjelaskan kala itu VOC membangun benteng pertahanan yang kuat usai 30 tahun menduduki Sunda Kelapa. Benteng itu, kata dia, menutupi seluruh wilayah kota dari sekelilingnya.

Selain itu benteng juga dilengkapi enam pintu masuk menuju kota. Di antaranya Nieuwpoort (pintu besar) di bagian selatan tempat ditemukannya sisa tembok kota.

"(Mengairi) hanya penduduk dalam benteng," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Ribuan Orang Eropa Tinggal di dalam Benteng

Junus mengestimasi ada sekitar 3.000 orang Eropa tinggal di dalam benteng. Namun jumlah budak di dalamnya melampaui jumlah tersebut.

"(Misal) satu keluarga punya budak 10 orang. Kalau satu keluarga 6 orang dengan budak minimal 10 orang, jadi kalau dikata 3 ribu, harus ditotal 3 kali lipat. Bisa 9-10 ribu. Semua butuh air, nyuci semua, mandi semua, masak semua. Saluran ini digunakan untu suplai air bersih," jelas dia.

Ditemukan di Tengah Proyek MRT

Saluran Air Kuno Batavia itu ditemukan saat pembukaan tanah di sepanjang Jalan pintu Besar Selatan yang merupakan lokasi proyek Stasiun MRT Kota. Junus menjelaskan pemindahan pipa air mesti dilakukan dengan cara dibongkar satu per satu (dismantling).

"Nggak bisa pakai backhoe atau katrol. Begitu diangkat akan ambruk, rusak semua. Oleh karena itu sampaikan MRT kalau metode itu (angkat pakai alat berat) tidak tepat, yang tepat adalah dismantling, tapi makan waktu. Kita copot bata satu per satu, pipa kita copot satu per satu. Kecuali bagian krusial yang akan kita angkat secara utuh," terangnya.

Proses dismantling ini, kata Junus, setidaknya memakan waktu sekitar 6 bulan. Ketika pipa air berhasil diangkat satu persatu, maka pengerjaan stasiun bisa dimulai.

"Kalau membongkar ini nggak bisa dihindari karena harus terbangun stasiun. Dan MRT berikan keleluasaan menghimpun data sebanyak mungkin, maka kita lakukan step by step," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Hujan Deras Landa Jakarta, Antrean MRT Mengular"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads