Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menyoroti harta kekayaan rektornya, Ari Kuncoro. Dalam LHKPN Ari Kuncoro, terdapat penambahan harta yang cukup besar selama 3 tahun terakhir.
Sorotan itu diunggah BEM UI melalui akun Instagram resminya, @bemui_official, pada Sabtu (27/8/2022). Dalam unggahan tersebut, BEM UI menyebut harta Ari Kuncoro pada tiga tahun lalu Rp 27 miliar. Saat itu Ari masih menjabat sebagai dekan.
Sedangkan di LHKPN Maret 2022, saat Ari Kuncoro sudah menjadi rektor, hartanya bertambah menjadi Rp 62 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut LHKPN pada 26 Maret 2022, total harta kekayaan Ari Kuncoro selaku rektor Universitas Indonesia telah mencapai angka 62 miliar. Padahal, saat masih menjadi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, angka harta kekayaan Ari Kuncoro telah mencapai angka 27 miliar," tulis BEM UI dalam unggahannya, seperti dikutip dari detikNews, Minggu (28/8/2022).
BEM UI mempertanyakan bagaimana kekayaan tersebut melonjak hanya dalam waktu tiga tahun. Ada pertambahan sebesar Rp 35 miliar dalam tiga tahun.
"Lalu, dari manakah sumber pendanaan hingga total harta kekayaan Bapak Rektor satu ini bertambah dua kali lipat?" lanjutnya.
Rincian Harta Rektor UI Ari Kuncoro
Dilihat dari situs e-LHKPN KPK, Minggu (28/8/2022), dalam laporan yang disampaikan Ari pada 29 Maret 2019, ia memiliki total harta kekayaan Rp 27.873.760.038. Saat itu Ari Kuncoro masih menjabat sebagai Dekan FEB UI.
Dari jumlah tersebut, Rp 14.918.000.000 dalam bentuk tanah dan bangunan. Ari Kuncoro memiliki 9 bidang tanah dan bangunan yang berada di Depok, Jakarta Timur hingga Jakarta Selatan.
Ari juga memiliki harta berbentuk alat dan mesin senilai Rp 1.075.000.000. Ia memiliki 4 mobil., beberapa di antaranya seperti mobil Mercedes C 200 keluaran tahun 2012, Toyota Fortuner keluaran tahun 2018, dan Toyota Innova keluaran tahun 2018.
Ari dalam laporan tersebut tercatat tak memiliki utang. Dia memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 135.000.000, surat berharga Rp 1.231.113.300 dan kas Rp 10.514.646.738 sehingga total harta Ari sebesar Rp 27.873.760.038.
Selanjutnya, dalam laporan LHKPN Ari Kuncoro per 26 Maret 2022, harta Ari Kuncoro menjadi Rp 62.321.869.525. Ari Kuncoro masih menjabat sebagai Rektor UI.
Jumlah tersebut terdiri atas Rp 19.200.000.000 tanah dan bangunan. Ari Kuncoro memiliki 10 bidang tanah dan bangunan yang berada di Depok, Jakarta Timur hingga Jakarta Selatan.
Harta berbentuk alat transportasi dan mesin milik Ari juga bertambah senilai Rp 2.791.000.000 yang terdiri dari lima mobil. Dua yang terbaru yakni Mercedes E350 keluaran tahun 2020 dan Toyota Alphard Vellfire keluaran tahun 2020.
Dalam laporan tersebut ia juga memiliki harta bergerak senilai Rp. 240.000.000, surat berharga Rp 8.798.207.790, kas 30.894.096.442 dan harta lainnya senilai 4.291.096.739. Total harta Ari sebesar Rp 66.214.400.971 sebelum dikurangi hutang. Ketika sudah dikurangi hutang Rp 3.892.531.446, harta Ari menjadi Rp 62.321.869.525.
Penjelasan dari pihak kampus UI di halaman berikutnya
Penjelasan UI
Adapun pihak kampus UI telah memberikan penjelasan mengenai penambahan harta kekayaan Ari Kuncoro ini.
"Setiap tahun, rektor, semua penyelenggara negara, dan semua aparatur sipil negara di lingkungan Universitas Indonesia melaporkan harta kekayaan kepada KPK, melalui mekanisme yang disebut sebagai Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di Lingkungan Instansi Pemerintah," Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusia dikutip dari detikNews, Minggu (28/8/2022).
Dia mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada temuan apa pun dari KPK terkait laporan LHKPN itu.
"Sejauh ini, tidak ada temuan yang disampaikan oleh KPK sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menerima, mengkaji, dan menilai laporan yang diserahkan oleh Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan UI," ungkapnya.
Amelita kemudian menyinggung soal istri Ari Kuncoro, Lana Soelistianingsih. Lana diketahui merupakan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Oleh karena itu, Amelita mengatakan bahwa kekayaan itu menjadi logis karena merupakan kekayaan bersama.
Selain itu, Lana juga berkarir di PT Samuel Sekuritas Indonesia sejak September 1996. Pada 2003, ia menjabat asisten peneliti untuk Boston Institute of Economic Development (BIDE) di Lexington, MA, USA. Sejak 1 Oktober 2013, Lana diangkat menjadi Direktur, sekaligus sebagai Kepala Riset dan Ekonom di PT Samuel Aset Manajemen (SAM). Selain berkarier di SAM, Lana mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sejak 1991.
"Sehingga logis jika jumlah kekayaan tersebut merupakan kekayaan bersama," tuturnya.