Petaka Kebakaran RS Jiwa Solo, Tewaskan 2 Pasien dalam Ruang Isolasi

Round-Up

Petaka Kebakaran RS Jiwa Solo, Tewaskan 2 Pasien dalam Ruang Isolasi

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 06 Agu 2022 05:28 WIB
Kebakaran RSJD Arif Zainudin Solo, Jumat (5/8/2022).
Kebakaran RSJD Arif Zainudin Solo, Jumat (5/8/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Solo -

Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Arif Zainudin Solo kebakaran, Jumat (5/8) dini hari. Dua orang pasien meninggal dunia dan beberapa orang mengalami luka-luka.

Wakil Direktur dan Kepala Bagian Umum RSJD Solo, Joko Mulyono, menyebut dua pasien meninggal berasal dari Karanganyar dan Blora.

"Pasien meninggal atas nama YA (30), pasien dari Dinsos Karanganyar dan inisial YR (33) pasien dari Blora," kata Joko melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara itu dua orang pasien lainnya mengalami luka bakar berat dengan inisial AH (44) dan IB (25) serta satu orang pasien mengalami luka bakar ringan atas nama MA (44)," ujarnya.

Dia menjelaskan kebakaran terjadi Jumat dini hari pukul 03.43 WIB di ruang Puntadewa. Petugas pemadam kebakaran datang pukul 03.59 WIB dan api padam pukul 04.09 WIB.

ADVERTISEMENT

"Pada saat kejadian di Ruang Puntadewa sisi timur yang menjadi lokasi kebakaran ditempati oleh tujuh orang pasien yang di-restrain (dilakukan pengikatan) karena dalam kondisi gaduh gelisah," katanya.

Adapun ruang isolasi psikiatri saat itu diisi dua pasien. Namun, menurutnya, korban yang tewas dalam kejadian tersebut justru pasien yang berada di ruang isolasi.

Penyelidikan Polisi

Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengecek lokasi kebakaran di Ruang Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Arif Zainudin Solo. Dia menjelaskan bagaimana awal petugas jaga mengetahui kemunculan api.

Ade Safri mengatakan pada malam harinya pasien di ruang tersebut menjalani proses fiksasi, yakni mengikat tangan dan kaki pasien yang mengalami gangguan akut. Namun ikatan salah satu pasien terlepas.

"Pasien yang diikat ini ada yang terlepas, kemudian petugas datang mengikatnya lagi. Beberapa waktu kemudian, petugas mendengar seperti ledakan dari ruangan yang sama. Dikiranya ikatan pasien itu terlepas lagi, lalu dicek," ujar Ade saat dijumpai di RSJD Solo, Jumat (5/8).

Saat hendak mengecek ke lokasi, petugas juga melihat atap ruang Puntadewa sudah terbakar. Kemudian petugas langsung melakukan standar keamanan, yakni menekan tombol emergency, memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR), hingga memanggil pemadam kebakaran.

Selain itu, petugas juga mengevakuasi pasien yang ada di ruangan tersebut. Dari sembilan pasien, dua di antaranya berada di dalam ruang isolasi terkunci.

"Setelah api terlihat, petugas ada yang menekan tombol emergency, ada yang memadamkan api. Ada juga yang mengevakuasi tujuh pasien yang terikat di tempat tidur. Belum sempat membuka ruang isolasi, api sudah membesar," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya..

Namun terkait penyebab kebakaran, Ade mengaku akan menunggu hasil penyelidikan tim laboratorium forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah. Dia pun akan menyelidiki apakah ada unsur kelalaian dalam peristiwa ini.

"Nanti kita tunggu hasil penyelidikan. Kita dalami juga apakah ada prosedur yang tidak dilakukan," katanya.

Dinkes Janji Evaluasi-Gibran Akan Tanggung Jawab

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah akan melakukan evaluasi terkait keamanan di di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo. Hal ini menyusul terjadinya kebakaran yang menewaskan dua pasien dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita mengatakan evaluasi keamanan sudah pasti dilakukan namun saat ini masih fokus pada penanganan korban luka.

"Pasti akan ada evaluasi, sementara penanganan korban dulu ya," kata Yunita lewat pesan singkat, Jumat (5/8).

Sementara, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut akan bertanggung jawab atas kejadian itu.

"Nanti kami monitor terus ya," kata Gibran usai membuka International Wellness Tourism Conference and Festival di Hotel Alila Solo, Jumat (5/8).

Ditanya soal koordinasi dengan Pemprov Jawa Tengah selaku pengelola RSJD Solo, Gibran mengatakan akan terus berkomunikasi. Dia pun menyatakan akan bertanggung jawab atas kejadian itu.

"Nanti dilaporkan ya. Nanti kami tanggung jawab," katanya.

Pihaknya juga akan menelusuri penyebab kejadian tersebut sehingga dapat melakukan evaluasi. "Kami telusuri dulu penyebabnya, nanti kita tindak lanjuti," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(aku/sip)


Hide Ads