KAI: Perlintasan Kemijen Rawan Kecelakaan, Makan 6 Korban dalam Setahun

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 04 Agu 2022 15:00 WIB
Situasi di pelintasan kereta, Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Semarang, Rabu (3/8/2022). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Pihak PT KAI Daop 4 Semarang mengungkapkan perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Kota Semarang, rawan kecelakaan. Setahun ini sudah enam kali memakan korban jiwa, terakhir korban seorang pengendara motor tewas akibat tersambar kereta pada Selasa (2/8).

"Perlintasan Cilosari yang kemarin memakan korban itu adalah korban keenam itu sudah enam kali kejadian di situ di tahun ini. Satu tahun terakhir," kata kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Krisbiyanto saat dihubungi, Kamis (4/8/2022).

Menurutnya setiap perlintasan tanpa palang memang rawan terjadi kecelakaan. Per hari, kereta yang melalui jalur Daop 4 Semarang mencapai sekitar 68 kereta.

"Kalau kereta api yang melintas di Daop 4 itu penumpang dan barang sekitar 68. Bayangkan saja 68 per hari risikonya kan sudah sangat tinggi," ujarnya.

Terlebih saat ini kereta api melaju dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam. Oleh sebab itu setiap perlintasan dinilai perlu ada penjagaan.

"Kemudian kecepatan kereta kan sudah lebih dari 100 km per jam sekarang sudah 120, itu sangat rawan kalau perlintasan semacam itu," katanya.

Selain perlintasan KA Kemijen, masih ada sejumlah perlintasan lain di Semarang yang tidak ada penjagaan. Bahkan, bersebelahan dengan perlintasan Kemijen ada satu perlintasan KA lain yang juga tanpa palang pintu.

"Kalau di Daop 4 banyak sekali hampir 200 lebih perlintasan kita itu. Kota Semarang itu yang belum dijaga itu Cilosari 2 kanan kiri kan itu. Kalibanger 1, tadinya 2, yang jalan satunya kan nggak bisa dielwati. Terus ke timurnya banjir kanal itu ada Tambakrejo," ungkapnya.

Namun perlintasan di Tambakrejo sudah dipasang AWS. Alat itu bermodel seperti rambu dengan sirene yang akan menyala bila kereta hendak lewat perlintasan.

Krisbiyanto menilai alat AWS sebaiknya dipasang di perlintasan lain jika palang perlintasan belum ada. Karena, sirene itu bisa meningkatkan kewaspadaan pengemudi.

"Seyogyanya Cilosari itu kalau dipasang AWS saja sudah lumayan, karena dulu sudah ada di Cilosari pernah ada AWS tetapi sudah mati tidak ada yang memperbaiki. Karena bukan barangnya KAI, KAI tidak bisa memperbaiki," jelasnya.

Krisbiyanto menambahkan, terkait pemasangan rambu dan pemasangan palang merupakan kewenangan Pemerintah Kota Semarang. Pihaknya juga akan meminta kepada Dishub Kota Semarang untuk memberikan penjagaan di perlintasan KA di Kemijen.

"Kami akan melapor setelah kejadian kemarin akan kami minta kembali (penjagaan perlintasan)," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, perlintasan kereta api (KA) tanpa palang di Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Kota Semarang, kerap makan korban. Warga sekitar meminta jalan tersebut dipasang palang perlintasan.

Kejadian terakhir menimpa seorang pemotor yang tewas tersambar kereta api di perlintasan tersebut, Selasa (2/8). Korban pemotor bernama Suharno (45) warga Tambakmulyo, Semarang Utara.



Simak Video "Video: Penyandera Polisi Saat Demo May Day Ricuh Semarang Diburu!"

(rih/sip)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork